Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Dongeng Pengantar Tidur

28 November 2021   10:45 Diperbarui: 28 November 2021   10:49 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hei, anak-anak. Ayo segera kembali ke pondok, hari sudah larut malam. Sudah saatnya istirahat. Esok hari kita akan melakukan banyak aktifitas", panggil Paman Uwa-uwa kepada keponakannya.

Mendengar panggilan itu, mereka berlima Kenti, Rase, Kuwuk, Dibal dan Gogor, bergegas menuju pondok.

Sebetulnya mereka sangat menikmati malam ini, karena malam ini adalah malam pertama Dibal dan Gogor menginap di sebuah pondok pinggir pantai.

Suara deburan ombak dan hembusan angin sepoi-sepoi, membuat suasana malam menjadi nyaman dan tenang.

Satu-satu, mereka mulai memasuki dan memenuhi kamar Paman Uwa-uwa. Wajahnya berseri-seri, bibirnya masih terus memamerkan senyum kebahagiaan. Untuk malam ini, dia tak lagi sendiri.

Tak lama kemudian terdengar Kenti berkata, "Paman. Bolehkah Paman mendongeng untuk kita semua. Bukankah Paman memiliki banyak cerita."

Mendengar kata-kata itu, Paman Uwa-uwa menghirup napas panjang. Lalu, dia menghembuskan dengan sangat perlahan. "Baiklah, Paman akan mendongeng untuk kalian semua" gumamnya.

"Hore," suara lirih dari mereka berlima.

Paman Uwa-uwa pun mulai bercerita,
"Dahulu kala, di suatu hutan hiduplah seekor Raja Singa yang sangat bijaksana. Dia terkenal pemimpin yang penuh kasih sayang dan sangat melindungi rakyatnya.

Rakyat negeri Raja Singa sangatlah sejahtera. Dan dari kesejahteraan itu, rakyatnya mampu melahirkan beragam keahlian. Mereka ada yang ahli dalam berperang. Ahli dalam bercocok tanam. Ahli dalam kesehatan dan pendidikan.

Singkat cerita, Raja Singa kala itu sedang mengalami suatu gangguan yang disebut 'sulit tidur'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun