Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geng Rimba Raya (14) Berbalik Keadaan

17 November 2021   07:38 Diperbarui: 17 November 2021   07:39 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baru saja Musang Luwak meredam emosi dan mencoba menerima keadaan. Tiba-tiba para penghuni pemukiman berlarian semburat. Ayam, kelinci, berteriak "Harimau, Harimau".

Musang Luwak, Kancil, Jenderal Gajah beserta pasukannya, sontak berkumpul dan berbaris. Bergegas menyambut kedatangan mendadak para pasukan Harimau dan Panglimanya.

Dilihatnya sekitar 120 pasukan. Ini jelas, kekalahan telak akan terjadi di depan mata. Bagaimana tidak, sedang Kancil hanya memiliki 85 pasukan.

Mendadak terlihat kerut di wajah Jenderal Gajah dan Musang Luwak. Kancil mengingatkan dengan suara lirih. "Tegakkan kepala kalian, jangan kau tunjukan momok wajah ketakutan. Masih ada semangat di raga kita".

Mendadak terdengar suara lantang dari arah berlawanan, "Haaiii Kancil. Aku menolak seluruh perundingan yang kau buat. Kali ini tekadku hanya satu, membinasakan seluruh pasukanmu. Bersiap-siaplah !!!".

Mendengar suara lantang dari Panglima Harimau, tak membuat Kancil bergeming. Sorot matanya tiba-tiba berubah pandangan. Diliriknya dari kejauhan burung-burung Hantu beterbangan.

Seketika itupun Kancil mengertak, "Wahai Panglima Harimau, camkan kata-kataku ini. Sejengkal pun, para pasukanmu takkan mampu menyentuh tubuh pasukanku."

Sontak kepala Musang Luwak dan Jenderal Gajah mendongkak, memberikan isyarat bahwa gertakan Kancil kali ini, bukan isapan jempol semata.

Tanpa kompromi lagi, terdengar suara aba-aba dari Panglima Harimau "SERAAANGGG".

Baru tiga loncatan kaki dari pasukan Harimau. Kancil berteriak "LAJALUKA".

Dan kurang satu langkah lagi dari loncatan kaki pasukan Harimau hampir mencengkram tubuh pasukan Kancil. Terdengar suara yang semakin menggelegar.

Gemeruduk... Gemeruduk... Gemeruduk...

Seketika itu 80 pasukan Jenderal Badak tak terduga datang dari samping arah timur, menyeruduk dan menyapu bersih barisan depan pasukan Harimau dengan culanya.

Tak menunggu waktu lama Kancil pun meneriakkan aba-aba, "MAJUUU". 

Dan tak mau kalah dengan teriakan itu, Panglima Harimau pun lantang bersuara "MUNDUUURRR".

Keadaan pun kini berbalik. Menyadari kalah dalam jumlah pasukan. Dengan langkah seribu, para pasukan Harimau lari tunggang langgang. Beberapa yang terkapar karena serudukan cula badak, berupaya bangkit dengan langkah yang tergontai-gontai. Meninggalkan medan peperangan.

Melihat mundur para pasukan Harimau dan Panglimanya keluar dari wilayah utara. Bajing yang berada di pundak Jenderal Badak memutuskan tak melakukan pengejaran, begitupun Kancil dan para pasukannya. Mereka pun kini berhasil mengusir penjajah yang berasal dari Negeri Belantara Tandus.

Seluruh penghuni dan para pasukan bersorak "merdeka, merdeka, merdeka". Sorak itu pun terus mengema di seantero wilayah utara. Hingga senja tiba, suara gema kebebasan masih terus terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun