Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geng Rimba Raya (10) Menyepakati Perundingan

13 November 2021   12:27 Diperbarui: 13 November 2021   12:32 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari arah kejauhan, tepat di depan mereka. Terlihat Panglima Harimau dengan para pasukannya menuju arah sebelum pintu masuk. Semakin dekat semakin terlihat jelas. Kancil masih berdiri tegak, tanpa ada satu langkah mundur dari jejak telapak kakinya.

***

Terdengar suara lantang dari Panglima Harimau "BERHENTIII!". Para pasukannya spontan berhenti beraris rapi. Mereka hanya berjarak sekitar 5 meter berhadapan dengan Kancil.

"Selamat datang Kancil, lama tak berjumpa semenjak perang terakhir yang pernah kita lakukan. Kau lihat pasukanku ini, 2 pleton yang akan membinasakan kalian. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Makan besar akan tersaji hari ini" ujar Panglima Harimau menunjukan kekuatan pasukannya.

Kancil pun membalas kata-kata Panglima Harimau dengan santai, "Hai Panglima Harimau. 2 Pleton pasukanmu itu, tiadalah berarti bagiku. 1 pasukan gajah milikku mampu menghadapi 3 pasukan harimau milikmu. Dari itu, tak banyak yang kubawa saat melakukan perlawanan ini. Belajarlah dari pengalaman lampau, betapa susah payah engkau melawanku. Kau lihat pasukan gajahku ini, besar dan memiliki gading yang melingkar. Sedikit lengah dari pasukanmu, akan merobek perut-perut pasukan harimaumu."

"Belum lagi pasukan gerilya Musang Luwak. Kelincahannya, sudah terbukti membuat pasukan patrolimu tak mampu menyentuh mereka."

"Dan di sampingku ini, pasukan kancil yang siap membuat 5 pasukan harimaumu bertekuk lutut." Ujar kancil menjelaskan kehebatan pasukan yang dimilikinya.

Mendengar ucapan itu, Panglima Harimau terdiam, dahinya terlihat sedikit mengkerut. Sorot matanya yang tajam tiba-tiba meredup.

Kancil yang cerdik membaca bahasa tubuh Panglima Harimau, tak melewatkan kesempatan ini. Dia melanjutkan dengan lantang, "Aku menawarkan perundingan kepadamu, untuk melakukan peperangan satu lawan satu. Dengan seperti ini, kita seimbang. Dan siapa yang keluar sebagai pemenang. Dialah yang pantas tercatat dalam sejarah sebagai binatang terhormat dalam peperangan"

Sontak Panglima Harimau dengan sorot mata kembali tajam, "Kau gila Kancil. Tak kau lihatkah tubuh pasukan harimauku ini, berotot dan besar. Mereka sudah terlatih, lincah, mampu meloncat sejauh 3 meter dengan tinggi 5 meter. 1 pasukan milikku cukup untuk melumpuhkan 2 pasukan gajah milikmu." Gertak Panglima Harimau kepada Kancil.

"Namun, bila itu maumu. Dengan senang hati aku menyepakati tawaran perundingan ini." ujar Panglima Harimau dengan penuh kepercayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun