Klinting, klinting, klinting,
Terdengar suara Cak Soe yang sedang mengaduk beberapa gelas cangkir untuk pelanggannya.
Setiap malam hanya seperti itu yang selalu dia lakukan. Melayani pemuda dusun yang ingin mencari suasana baru untuk menghilangkan rasa lelah saat usai bekerja.
Agar tak membosankan. Beberapa fasilitas penunjang agar pelanggannya bertahan lama, Cak Soe menyediakan seperti free wifi dan beberapa papan catur.
Untuk menambah suasana berkumpul tak hambar. Cak Soe menyediakan bermacam aneka cemilan, seperti ketan, kacang kulit, makaroni, jagung manis, dan aneka gorengan yang tentunya include cabai rawit.
Untuk konsumsi cabai rawit, tak pernah sekalipun Cak Soe berucap kepada pelanggannya untuk membatasi saat melalapnya bersama aneka gorengan.
Bagi Cak Soe, cabai rawit yang dia sediakan, tak berpengaruh pada harga cabai yang fluktuatif. Itu hanya masalah klasik katanya.
Para pelanggan Cak Soe tak hanya mereka yang memiliki pekerjaan tetap. Tetapi, ada juga mereka pekerja serabutan. Tak ada beda pelayanan di antara mereka, semua sama. Dan tak ada yang tak akrab, semuanya akrab.
Karena warung kopi di dusun Cak Soe ini satu-satunya. Dia pun memberi fasilitas spesial untuk para pelanggannya. Yaitu tak harus membayar saat ini juga, namun bisa membayar di lain waktu, dengan cara mencatatnya di buku kasbon.
Semenjak menerapkan fasilitas spesial ini, warung kopi tak pernah ada kata sepi. Selalu ada saja yang nongkrong. Pendapatan pun terus meningkat. Pendapatan terbesarnya didapat dari pekerja serabutan.
Pekerja serabutan memang bisa diandalkan. Ketika dari beberapa pelanggan ada yang hanya mampu bayar bulanan. Untuk memenuhi pasokan bahan dasar seperti gula kopi dan sebagainya, pembayaran dari pekerja serabutan inilah yang menjadi penompang warung kopi Cak Soe.
Walhasil, ada beberapa dari mereka pekerja serabutan langganannya. Cak Soe tak sungkan memberikan 'bonus spontan' dia menyebutkan. Biasanya bonus spontan diberikan saat akan melakukan pembayaran.
