Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teori Kuliner Tak Sejalan dengan Kenyataan

24 September 2021   10:14 Diperbarui: 24 September 2021   10:20 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bertahun-tahun indekos bersama paijo, tak pernah aku merasakan bila berkunjung kesuatu daerah bisa mengerti dan bahkan tau, oh daerah ini kalau makanan khasnya ini, kalau jajanan ringannya tuh ini, bahkan minuman daerah sini terkenalnya tuh ini.

Belum, belum pernah sama sekali. Jadi, tujuan kita jalan-jalan hanya untuk sekedar melepas kesibukan kuliah. Dan jalan-jalan kesuatu daerah itu pun, mampirnya ke warung kopi. Kalau pun makan, cari yang ada tulisan nasi pecel atau lalapan karena sudah bisa dipastikan harga terjangkau.

Ngomong-ngomong soal harga terjangkau, di daerah kos dan kampus kami juga salah satu tergolong makanan dengan harga terjangkau. Akan tetapi dominsainya sudah bisa dipastikan, Lalapan. Isinya  ya gitu-gitu aja, nasi, sambel, kemangi, timun, gubis, tempe tahu dan atau tergantungan jenis lauk pilihan lalapan.

Di kos ku sendiri, pemiliknya berjualan gado-gado. Biasanya setiap awal bulan aku dan paijo totalan. Menambahkan uang bayar kos untuk si pemilik, yang sudah bersedia menyisihkan dua bungkus gado-gado setiap paginya. Tiba-tiba pada pertengahan bulan, pas tanggal tua pula. Pemilik kos mendadak sedang ada hajatan keluarga dua hari sabtu minggu di luar kota. Terpaksa distribusi gado-gado pun tersendat. Barisan mie menipis, jalan satu-satunya untuk keluar dari permasalahan adalah menggunakan ilmu Abunawas, demi untuk meluluhkan hati paijo yang selalu terhindar dari aungan harimau. Kebetulan paijo menyapa ku lebih dulu pagi itu,

"Cak... kok ketok lueeemes ngunu riko"

"Iyo jo, kurang asupan pirang-pirang dino iki"

"Walah... sakno'e rek... kancaku siji iki..."

"Mulakno ta jo... berbuatlah baik kepada kaum-kaum lemah koyo' aku iki, iso nggowo awak mu mlebu swargo"

"Iso ceramah bakno cacak ku iki..."

"Iki ra ceramah jo... tapi menyampaikan amalan yang siap menjemput mu pada sebuah kebaikan"

"Uwiiiihhh... dapuran mu, cak... cak..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun