Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Musim Gugur di Musim Panas

1 September 2021   01:45 Diperbarui: 1 September 2021   01:55 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musim gugur di musim panas | foto: pixabay/JillWellington---

Api berlomba-lomba menjilati sisi tumpukan kayu, hangatnya merayapi sudut ruang, membelai sweater hijau tosca yang membalut tubuhmu.

"Bukankah ini masih Agustus?"

Pertanyaanmu seperti keluhan, meskipun bibirmu menyungging senyum.

Engkau benar. Mestinya saat ini kita masih bisa  duduk di rerumputan, bermandikan cahaya matahari.

Tetapi, sepertinya kita mesti kecewa. Mentari hanya sesekali mengintip dengan malu-malu, menyembul di sela gumpalan awan dan langit biru muda kelabu.

Di luar sana, angin menderu, menerjang reranting dan menerbangkan daun-daun yang mulai gugur satu persatu. 

Langkah Agustus perlahan menjauh, meninggalkan jejak basah di pelataran terakota. Tak tersisa debu di sana, semua luruh menyatu di tanah.

Sekalipun terlalu dini dan takbiasa, kita nikmati saja. Berdiang di perapian sambil meneguk secangkir kopi susu, melebur gigil tubuh kita.

Selamat tinggal Agustus yang dingin!

-------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun