Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Empat Tip untuk Orangtua Menghadapi Cinta Pertama Anak Remajanya

13 Agustus 2021   04:16 Diperbarui: 6 November 2022   17:52 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Tip bagaimana orangtua menghadapi cinta pertama remaja | foto: freepik/pressfoto—

Kapan Anda pertama dibolehkan berpacaran? Mengaku atau tidak pada orangtua saat Anda pertama punya pacar?

Dulu, saya mulai diapeli (istilah jadul) di malam Minggu saat kelas 7 (SMP kelas 1). Kedua orangtua kami tidak pernah melarang jika ada teman laki-laki satu sekolah yang datang ke rumah. Menurut mereka, lebih baik dibiarkan daripada sembunyi-sembunyi janjian di luar rumah.

"Ma, aku dan si Kai (nama samaran) sekarang jalan sama." Putri saya berdiri di samping saya sambil mengamati camilan yang sedang saya siapkan.

Saya tersenyum, kemudian merangkulnya. "Mama udah tau." 

Ya, saya sudah mengenal anak laki-laki sekelas anak saya ini sejak awal mereka di sekolah menengah. Dia juga merupakan salah satu teman baik anak saya.

Dalam hati, saya mengagumi keterusterangan putri saya. Hebat dia, berani mengakui bahwa mereka pacaran. 

Kaget. Sejujurnya iya. Ternyata anak saya sudah tambah matang. Sebagai orangtua, ada perasaan yang berbeda (selain itu, oh, rasanya saya semakin tua).

Beda rasanya jika mendengar seseorang bercerita tentang anaknya yang mulai pacaran dibandingkan ketika kita sendiri menghadapinya. Perlu sejenak menarik nafas dalam-dalam.

Begitupun, sebagai orangtua, seharusnya kita bijaksana menyikapinya. Remaja yang saling tertarik dan jatuh cinta adalah hal yang wajar. Sebetulnya, pacaran yang ada dalam pikiran remaja tidak sedalam apa yang dipikirkan orang dewasa. 

Jatuh cinta adalah perasaan berbunga-bunga dan pengalaman baru yang dirasakan remaja. Orangtua tidak bisa mengatur dan melarang anak mereka untuk jatuh cinta. Mereka berhak untuk punya pengalaman sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun