Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hutong, Jejak Kota Masa Lalu di Beijing

22 April 2021   06:47 Diperbarui: 23 April 2021   01:36 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutong Beijing | foto: HennieTriana

Setiap sudut kota Beijing menyajikan keunikannya. Ada banyak tempat yang bisa dikunjungi, tanpa perlu repot keluar kota. Keharmonisan tradisional dan modern dapat dilihat di ibu kota Negeri Panda ini.

Guru bahasa Mandarin kami, sangat aktif mengenalkan kultur negara ini, khususnya kota Beijing. Zhao Laoshi mengatakan akan mengajak kami sekelas untuk berjalan-jalan dan melihat pemukiman penduduk tradisional yang masih tersisa di kota ini. 

Kami sepakat, satu hari yang seharusnya kami isi dengan belajar di kelas, digunakan untuk mengenal budaya lokal. Belajar bahasa tentunya sekaligus mempelajari budayanya. Kami pun berangkat ke tempat yang direncanakan oleh Laoshi (guru).

Guru Zhao menyusuri hutong | foto: HennieTriana
Guru Zhao menyusuri hutong | foto: HennieTriana
Di sekitar kawasan Kota Terlarang terdapat pemukiman penduduk dengan jalan-jalan sempit. Sejak masa Dinasti Yuan (1271-1368) kota Beijing dibuat simetris. Jika diamati bentuk tata kotanya terlihat seperti bentuk papan catur raksasa.

Perumahan penduduk di sekitar Kota Terlarang, yang merupakan pusat kota, diatur sangat rapi. Rumah-rumah dibuat dengan ciri khas hunian di China, berupa blok dengan bangunan utama di bagian depan, dan bangunan lainnya di bagian dalam.

Jalan kecil yang menghubungkan pintu masuk dan membagi blok apartemen ini yang disebut hutong.

Warung joghurt di hutong | foto: HennieTriana
Warung joghurt di hutong | foto: HennieTriana
Sesuai tradisi, rumah induk terletak di bagian utara, sedang pintu masuk berada di selatan. Bentuk seperti ini dibuat untuk memastikan tuan tanah terlindungi jika sewaktu-waktu terjadi bahaya. 

Rumah-rumah sederhana setinggi beberapa lantai, dibuat dari batu berwarna abu-abu, tanpa dekorasi. Hunian ini merupakan perumahan para pekerja. Semakin dekat rumah penduduk dengan Kota Terlarang, semakin tinggi status sosial mereka.

Ketika pemerintahan komunis, rumah-rumah tradisional ini banyak yang diganti menjadi pusat perbelanjaan modern dan kawasan bisnis. Penduduk dipindahkan ke daerah pemukiman baru di pinggiran kota.

Relokasi besar-besaran berlanjut pada tahun 1991, tercatat sekitar 70.000 orang dipindahkan setiap tahunnya.

Gang sempit hutong | foto: Hennie Triana
Gang sempit hutong | foto: Hennie Triana
Pemindahan ini menyebabkan masyarakatnya semakin miskin, karena kompensasi yang mereka terima tidak cukup untuk membayar tempat tinggal baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun