Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hotel Integrasi, Begini Kaum Difabel Berkarya di Jerman

3 Desember 2020   16:26 Diperbarui: 5 Desember 2020   07:36 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sarapan di hotel - foto: pixabay.com/matthiasboeckel

Banyak bidang pekerjaan yang ditawarkan kepada mereka di hotel ini, misalnya di restoran, dapur, laundry, housekeeping, administrasi dan lainnya.

Seorang wanita muda, sebagai contoh, yang bekerja di hotel ini. Dia menceritakan lantaran gangguan penglihatannya yang cukup parah, ia mendapatkan penolakan ketika melamar kerja di tempat lain. Namun, di tempat ini dia mendapat pekerjaan di bagian binatu. Meskipun dengan keterbatasan kondisinya tersebut dia hanya mampu bekerja selama 4 jam  per hari. 

Kendatipun hotel integrasi berbeda dari biasanya, tetapi syarat untuk diterima sebagai pekerja profesional hotel bagi para penyandang difabel ini sama seperti yang berlaku pada umumnya.

Mereka  harus memiliki keterampilan bidang perhotelan, yakni mengikuti pendidikan jurusan perhotelan dengan sistem belajar dan praktek kerja (Ausbildung), yang berlangsung selama 3 tahun. 

Hotel integrasi pertama yang berdiri di Eropa adalah Hotel Stadthaus yang ditayangkan di televisi ini. Hotel ini terletak di tengah kota Hamburg. Didirikan atas inisiatif orang tua dari 8 anak difabel. 

Semua orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Begitu juga orang tua kedelapan anak tersebut. Mereka ingin agar anak-anaknya ketika dewasa mampu mandiri dan mendapatkan pekerjaan layak yang cukup untuk menghidupi diri mereka.

Mereka sadar, keterbatasan yang dimiliki anak-anaknya akan menjadi penghambat kesempatan mendapatkan pekerjaan. Kemungkinan terburuk adalah tidak ada yang berkenan untuk mempekerjakan mereka.

Dengan latar belakang itulah pada tahun 1987 muncul ide ini, hingga pada tahun 1993 Hotel Stadthaus berhasil diresmikan dan dibuka untuk umum.

Orang-orang yang memiliki keterbatasan dan sering tidak beruntung dalam dunia kerja akhirnya mendapatkan pekerjaan yang memadai. Anak-anak para pendiri hotel integrasi pertama ini juga ikut berkarya di tempat ini sesuai bidang yang mereka kuasai.

Tamu-tamu yang datang dan menginap di hotel integrasi ini berasal dari berbagai kalangan dan tujuan yang berbeda. Ada tamu yang kebetulan mengunjungi hotel tersebut karena urusan pekerjaan mereka, ada juga wisatawan yang sedang liburan, dari dalam dan luar negeri.

Kesan dan pengalaman para tamu ini dapat mereka tuliskan di buku tamu yang tersedia di hotel tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun