"Menjadi berbeda adalah hal yang normal"
Suatu kali pernah saya menonton film dokumenter yang diputar di televisi lokal. Tayangan yang menurut saya pribadi sangat berkesan dan menyentuh.
Film pendek tersebut menampilkan aktivitas satu hotel di kota Hamburg. Hotel yang berbeda dari kebanyakan hotel umumnya. Di tempat ini, kecuali 2 orang pimpinannya, semua pekerjanya adalah kaum difabel.
Mereka memiliki keterbatasan, fisik maupun mental, dalam melakukan aktivitas secara umum. Bahkan banyak dari mereka adalah penyandang down-syndrom.
Di Jerman, hotel yang menjalankan kegiatan usahanya dengan konsep seperti ini dinamakan Integrationshotel (hotel integrasi).
Arti kata integrasi menurut KBBI adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Melalui interaksi antara para pekerja dan tamu hotel, maka kaum difabel dapat membaur dengan masyarakat umum lainnya.
Orang-orang seperti mereka ini memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk berkarya di tempat lain. Oleh sebab itulah hotel seperti ini mewujudkan impian kaum difabel untuk berkerja dan bisa diterima seutuhnya setara dengan masyarakat pada umumnya.
Hotel integrasi sebagai fasilitas akomodasi menawarkan lapangan kerja dan juga membuka peluang pelatihan kerja bagi kaum difabel. Proporsi penyandang disabilitas minimal 25 persen dari jumlah karyawan mereka.
Di samping hal tersebut, interior ruangan dan kamar hotel harus ramah bagi kaum difabel, karena hotel ini juga diperuntukkan bagi tamu-tamu yang memiliki keterbatasan fisik.