Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bawang Putih, Si Penangkal Sihir yang Digemari dan Dihindari

10 November 2020   05:12 Diperbarui: 28 April 2021   17:37 3892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bawang putih (Foto: congerdesign/pixabay.com)

Si putih dengan nama Allium sativum dalam bahasa Latin ini hampir tidak pernah ketinggalan dalam masakan nusantara dan hampir semua negara Asia. Bawang putih berasal dari Asia Tengah dan sudah dibudidayakan lebih dari 5.000 tahun yang lalu.

Bangsa Romawi yang membawa bawang putih melintasi Mediterania menuju kawasan Eropa. Para biksu pun membudidayakannya sebagai tanaman obat di taman-taman biara.

Tanaman ini kaya manfaat, antara lain sebagai antibiotik alami dan menurunkan kadar kolesterol. Konon, bawang putih juga dapat mengurangi rasa sedih dan murung.

Penangkal Sihir

Pada zaman dahulu, masyarakatnya masih percaya takhayul, mereka takut pada setan dan penyihir. Dalam pandangan mereka, penyihir dan setan ini yang bertanggung jawab atas kemalangan yang terjadi, seperti bencana alam, gagal panen, kematian ternak, penyakit, kemandulan, impotensi, kelahiran yang aneh, kelaparan dan kejahatan yang tidak terpecahkan.

Wanita hamil dan bayi dianggap sangat rentan terkena mantra jahat. Jika bayi yang baru lahir banyak menangis, orang tua mengartikannya sebagai tanda-tanda anak tersebut kena pengaruh sihir, yaitu "dibentak", mungkin seperti kesambet.

Penjual bawang putih di pasar, Macedonia - foto: HennieTriana
Penjual bawang putih di pasar, Macedonia - foto: HennieTriana
Allium sativum yang memiliki aroma yang menyengat dipercaya dapat menangkal pengaruh sihir. Mereka yakin jika mereka memakai jimat yang berisi potongan bawang putih akan terhindar dari pengaruh jahat. Bahkan para pelaut selalu membawa jimat ini dalam kantong bawaan mereka jika sedang berlayar.

Apabila terjadi kematian, orang yang berkabung akan mengelap meja dan kursi di ruang tersebut dengan air rebusan dari bawang putih dan batang labu. Gunanya untuk mencegah roh orang mati bergentayangan dan "melakukan" hal-hal buruk.

Tidak hanya melindungi diri saja, rumah dan lingkungan mereka juga dilindungi dari pengaruh roh jahat. Oleh sebab itu, mereka menanam bawang putih gunung (Allium victorialis) di sekitar rumahnya. Mereka percaya setan sangat membenci tanaman ini.

Kuliner Jerman Tanpa Bawang Putih

Ternyata tidak semua negara menggunakan bawang putih dalam olahan kuliner mereka, contohnya negara Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun