Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ketika "Telantar" di Negeri Orang, Siap-siap Biaya Tak Terduga

4 November 2020   04:27 Diperbarui: 4 November 2020   12:09 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belum lengkap suka dukanya jadi pegawai penerbangan jika belum "stranded" di luar negeri."

Begitu dulu kami di kantor berkelakar, terutama jika sedang bercerita tentang pengalaman selama liburan dengan terbang gratis. Iya, gratis terbang ke luar negeri, siapa yang tidak mau. Itulah alasan saya tidak mau beranjak dari dunia penerbangan, bisa terbang murah bahkan gratis.

Catatannya adalah jangan melakukan perjalanan ketika masa liburan atau saat peak season (puncak musim liburan), lantaran status terbangnya adalah standby. Artinya, boleh terbang jika alokasi kursi tersedia sesuai daftar tunggu penumpang yang terdaftar sebelum keberangkatan. 

Pernahkan mendengar nama-nama yang dipanggil untuk melapor kepada petugas gate keberangkatan? Itulah salah satunya, penumpang standby.

Suatu waktu, ada pengalaman saya yang lumayan mendebarkan dan menguras kantong lebih banyak dari rencana. Perjalanan liburan ke Kanada. Seorang diri. Saya memang suka melakukan perjalanan sendirian, karena bebas melakukan rencana tanpa perlu menunggu orang lain.

Perjalanan dari Jakarta ke Hongkong berjalan lancar, tetapi penerbangan lanjutan ke Vancouver ternyata tidak seperti yang diharapkan. Ada dua penerbangan Hongkong-Vancouver yang dilakukan maskapai penerbangan Kanada pada waktu itu.

Pada saat check-in tidak ada informasi apapun. Tetapi ketika melapor ke petugas di gate keberangkatan, mereka mengatakan pesawat penuh, overbooked. Terbukti, saya tidak bisa terbang sore itu. Tidak ada jalan lain, saya harus menunggu penerbangan berikutnya, besok dinihari.

Saya putuskan untuk menginap di bandara, menghemat waktu dan biaya hotel. Bandaranya bersih, aman dan saya bisa mandi. Malam itu saya tidak bisa tidur nyenyak, sesekali terbangun, terlihat polisi mondar-mandir berpatroli.

Selesai mandi dan sarapan, saya menuju gate keberangkatan, melapor dan menunggu  konfirmasi tempat duduk pagi hari ini. Ternyata, keberuntungan belum berpihak kepada saya. Hanya bisa gigit jari.

Menunggu penerbangan sore, saya isi dengan berjalan-jalan mengitari bandara, makan, duduk, membaca, begitu berulang-ulang. Sangat membosankan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun