Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ini Alasannya Mengapa Orang di Cina Suka Meludah Sembarangan

3 September 2020   08:36 Diperbarui: 7 Januari 2021   03:02 4308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:Kookay/pixabay.com

Dulu, kebiasaan meludah sembarangan sering saya lihat di Indonesia. Mungkin di masa sekarang perilaku masyarakat sudah berkurang dibanding beberapa tahun silam.

Cairan saliva atau ludah yang dihasilkan kelenjar saliva adalah cairan penting yang tersimpan di dalam tubuh manusia, yang sesekali harus dikeluarkan.

Namun, meludah sembarangan bukan hanya menyajikan pemandangan yang menjijikkan saja, tetapi juga membahayakan orang lain. Lebih bahaya lagi jika orang tersebut mengidap penyakit, virus dan bakteri yang terkandung di ludah bisa menulari orang lain melalui udara yang mereka hirup.

Selain pemandangan meludah di kehidupan sehari-hari, ada lagi yang sangat sering terjadi, yaitu di lapangan sepakbola. Coba perhatikan, para pemain sering sekali tertangkap kamera ketika sedang meludah saat bertanding. 

Menurut Thomas Dietmer, chief dokter di klinik THT kota Dortmund, Jerman; 

"Saat para pemain sepakbola berada di lapangan, mereka tidak bisa lagi bernafas melalui hidung, maka pernafasan beralih ke mulut. Udara yang beredar melalui mulut ini mengeringkan selaput lendir. Akibatnya air liur menjadi kental, lebih kering, cenderung menempel di lidah dan langit-langit. Ketika itulah cairan saliva ini harus disingkirkan."

Meludah itu sehat

Belum pernah saya melihat banyaknya orang yang meludah sembarangan seperti di Negeri Tirai Bambu. Bagi yang baru pertama kali tiba di sana mungkin akan heran dan terkejut melihatnya. Itulah yang saya alami ketika baru tiba di sana, beberapa tahun silam. 

Tidak terbatas pada kaum senior saja, bahkan generasi muda pun melakukannya. Mereka tidak hanya meludah, tetapi juga mengeluarkan suara yang tidak enak didengar sebelum membuang air liurnya.

Jika sedang berjalan kaki, saya selalu mengingatkan putri saya untuk melihat juga ke bawah, agar hati-hati melangkah. Ketika menumpang taksi, harus siap jika tiba-tiba supirnya menurunkan kaca dan membuang air liurnya ke luar melalui jendela. Mau menegurnya, tidak mungkin.

Saya bahkan selalu berpesan kepada agen yang membantu segala urusan rumah, misalnya jika ada tukang yang akan memperbaiki sesuatu di rumah yang kami tinggali, agar para tukang tidak meludah sembarangan selama berada di tempat kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun