Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Terjebak di Antara Supporter MU dan VfB Stuttgart yang Santun

25 Agustus 2020   18:04 Diperbarui: 25 Agustus 2020   18:42 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: moerschy/pixabay.com

Bisa dikatakan sepakbola adalah olahraga yang paling digemari dan menyatukan seluruh masyarakat dunia. Sepertinya tidak ada penduduk dunia yang tidak mengenal olahraga yang satu ini. Penggemarnya terdiri dari yang biasa-biasa saja hingga yang fanatik.

Di keluarga besar saya, yang terdiri dari 2 orang laki-laki (ayah dan abang) dan 7 orang lainnya adalah perempuan, gaung sepakbola hampir tak terasa.

Ayah dan abang saya bukan penggemar bola sejati. Mereka suka menonton sesekali saja pertandingannya, tetapi tidak harus melakukannya. Seorang adik perempuan saya ada yang menyukai sepakbola, walaupun hanya sebatas menonton pertandingannya.

Sewaktu masa kuliah dulu, ada beberapa teman cowok yang mendapat nilai pas-pasan bahkan harus mengulang di semester berikutnya hanya karena mereka begadang dan tidak belajar demi menonton Piala Dunia FIFA*, atau biasa hanya disingkat dengan sebutan Piala Dunia.

Sejak tinggal di Jerman, saya melihat olahraga sepakbola bola ini tidak hanya digemari oleh laki-laki saja, tetapi juga disukai oleh kaum wanita.

Kelompok sepakbola perempuan banyak dijumpai di negara ini, dan bukan satu hal yang aneh atau tidak biasa. Kiprah mereka di kancah Internasional cukup bisa dibanggakan.

Salah satu di antara para penggemar  sepakbola ini adalah suami saya. Kesukaannya masih bisa dikatakan sedang-sedang saja. Masih sebatas dibela-belain nonton hingga larut atau sengaja bangun dinihari jika klub kesayangannya bertanding atau berlangsungnya piala dunia.

Menonton ke stadion tidak terlalu disukainya. Kemungkinan alasannya menghindari repot harus pergi khusus ke lokasi, mengantri dan hal lainnya, walaupun dipastikan kegembiraan dan emosi penonton lebih terasa jika menonton live di stadion.

Menghadapi supporter bola juga tidak mudah, terutama jika kesebelasan yang bertanding itu menerima kekalahan. Kabarnya penggemar dan pendukung sepakbola relatif gampang tersulut emosinya.

Beberapa tahun silam, saat abang dan adik bungsu saya mengunjungi kami di Jerman, saya menemani mereka berjalan-jalan ke kota Stuttgart. Kami menumpang S-Bahn (Start-schnell-Bahn) yaitu kereta kota cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun