Bisa dikatakan sepakbola adalah olahraga yang paling digemari dan menyatukan seluruh masyarakat dunia. Sepertinya tidak ada penduduk dunia yang tidak mengenal olahraga yang satu ini. Penggemarnya terdiri dari yang biasa-biasa saja hingga yang fanatik.
Di keluarga besar saya, yang terdiri dari 2 orang laki-laki (ayah dan abang) dan 7 orang lainnya adalah perempuan, gaung sepakbola hampir tak terasa.
Ayah dan abang saya bukan penggemar bola sejati. Mereka suka menonton sesekali saja pertandingannya, tetapi tidak harus melakukannya. Seorang adik perempuan saya ada yang menyukai sepakbola, walaupun hanya sebatas menonton pertandingannya.
Sewaktu masa kuliah dulu, ada beberapa teman cowok yang mendapat nilai pas-pasan bahkan harus mengulang di semester berikutnya hanya karena mereka begadang dan tidak belajar demi menonton Piala Dunia FIFA*, atau biasa hanya disingkat dengan sebutan Piala Dunia.
Sejak tinggal di Jerman, saya melihat olahraga sepakbola bola ini tidak hanya digemari oleh laki-laki saja, tetapi juga disukai oleh kaum wanita.
Kelompok sepakbola perempuan banyak dijumpai di negara ini, dan bukan satu hal yang aneh atau tidak biasa. Kiprah mereka di kancah Internasional cukup bisa dibanggakan.
Salah satu di antara para penggemar  sepakbola ini adalah suami saya. Kesukaannya masih bisa dikatakan sedang-sedang saja. Masih sebatas dibela-belain nonton hingga larut atau sengaja bangun dinihari jika klub kesayangannya bertanding atau berlangsungnya piala dunia.
Menonton ke stadion tidak terlalu disukainya. Kemungkinan alasannya menghindari repot harus pergi khusus ke lokasi, mengantri dan hal lainnya, walaupun dipastikan kegembiraan dan emosi penonton lebih terasa jika menonton live di stadion.
Menghadapi supporter bola juga tidak mudah, terutama jika kesebelasan yang bertanding itu menerima kekalahan. Kabarnya penggemar dan pendukung sepakbola relatif gampang tersulut emosinya.
Beberapa tahun silam, saat abang dan adik bungsu saya mengunjungi kami di Jerman, saya menemani mereka berjalan-jalan ke kota Stuttgart. Kami menumpang S-Bahn (Start-schnell-Bahn) yaitu kereta kota cepat.