Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menghemat Listrik Rumah Tangga dengan Energi Matahari di Jerman

18 Juni 2020   11:16 Diperbarui: 6 Juli 2023   11:28 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: rumah dengan panel surya di atas atap/foto:pixabay.com

Ada kebiasaan masyarakat yang saya perhatikan di negeri yang menjadi tanah air kedua saya ini, yaitu mematikan lampu di ruangan yang kosong.

Kebiasaan yang berbeda, setidaknya dengan kebiasaan yang dulu kami lakukan di rumah orangtua saya di Medan. Saya dulu tidak pernah direpotkan dengan tagihan listrik di rumah, bisanya hanya memakai saja.

Begitu juga saat tinggal di Jakarta, saya hanya membayar uang sewa bulanan di tempat kos yang sudah termasuk semuanya. Berapa pemakaian listrik setiap bulannya, saya tidak pernah tahu (dan tidak mau tahu).

Biaya listrik di rumah kami, di Jerman, dihitung per tahun. Jika harus dicari lagi di bagian mana harus menghemat biaya listrik, sepertinya sudah tidak mungkin lagi, karena listrik yang kami gunakan memang adalah kebutuhan utama yang tidak bisa dihindari.

Hampir semua kegiatan sehari-hari membutuhkan listrik; mulai dari memasak, karena kami menggunakan kompor listrik di rumah, juga mesin cuci piring. Mencuci pakaian dan mengeringkannya; saya hanya sesekali mengeringkan pakaian di bawah matahari jika musim panas saja. Mandi juga butuh listrik karena menggunakan air hangat.

Kebutuhan listrik yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga di Jerman adalah pemanas ruangan dan pemanas air. Rata-rata rumah di Jerman tidak menggunakan pendingin ruangan (AC), kecuali di pusat perbelanjaan, hotel dan sebagian gedung-gedung perkantoran.

Di rumah, saya hanya menyediakan kipas angin di kamar tidur saja. Kebetulan juga kami bukan termasuk orang yang suka menggunakan AC. Jika berada di hotel sekalipun, kami biasanya tidur tidak menggunakan AC.

Musim panas yang hanya terjadi beberapa bulan, dengan temperatur udara yang cukup tinggi hanya terjadi beberapa minggu saja. Sampai saat ini, menurut saya AC bukan kebutuhan utama di rumah kami.

Bangunan rumah di negeri ini cukup baik sistem isolasinya, sehingga jika musim dingin (winter) di dalam rumah tidak beku, dan pada musim panas (summer) tidak terlalu panas. Jika turun hujan maka temperatur udara juga akan turun, bisa mencapai 10 derajat celcius lebih rendah.

Oh iya, ada lagi kebutuhan listrik lainnya yang sangat penting, yaitu untuk gadget. Sekarang ini bisa dikatakan gadget sudah termasuk kebutuhan utama kita. Tidak terbayangkan bagaimana repotnya jika listrik padam, gadget-gadget yang menemani aktivitas kita juga akan mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun