Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mall Daur Ulang Pertama di Dunia Ada di Swedia, Cara Cerdas Mengurangi Sampah

17 Desember 2019   15:05 Diperbarui: 18 Desember 2019   09:45 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mal ReTuna - dok. ReTuna Aterbrucksgalleria

"Kenapa harus membeli barang bekas jika mampu membeli yang baru".

Pernahkah anda mendengar komentar seperti itu?

Di Jerman bisa dikatakan banyak diselenggarakan Flohmarkt, pasar barang bekas. Biasanya ada jadwal tertentu kapan digelarnya pasar ini. Selain Flohmarkt yang dibuka sesekali, ada juga toko-toko yang khusus menjual barang bekas. Jenis barangnya cukup banyak, mulai dari barang-barang keperluan rumah, buku, pakaian dewasa dan juga untuk anak. Biasanya toko barang secondhand ini mengkhususkan jenis barang yang dijual. 

Misalnya toko untuk anak-anak menjual keperluan anak mulai bayi hingga usia sekolah dasar. Di samping itu biasanya mereka menjual buku bacaan, mainan hingga stroller.

Ada satu toko barang bekas yang dulu suka saya kunjungi. Di sana sering saya mendapatkan buku bacaan anak dan mainan yang relatif sangat bagus. Terkadang juga pernak-pernik keperluan suatu acara, yang terkadang tidak pas dengan musim saat itu.

Kita sebagai konsumen sering membeli barang bukan karena kebutuhan yang mendesak, tetapi karena ingin sesuatu yang baru. Contohnya saya sendiri.

Tetapi barang-barang seperti baju dan sepatu yang masih layak pakai saya masukkan ke dalam container dari palang merah atau yayasan kemanusiaan lainnya. 

Sedangkan untuk perabotan, setiap tahunnya ada satu kali  jadwal pengangkutan barang-barang ini. Jadwal angkut dibagi sesuai bahan jenis barangnya, seperti kayu, metal dan lainnya. Kita hanya perlu meletakkan barang yang akan kita buang tersebut di halaman rumah di sisi jalan. 

Cara lain bisa disumbangkan ke organisasi-organisasi sosial, atau perorangan melalui iklan di surat kabar daerah. Tetapi jika tidak ada yang tertarik, dan jadwal pengangkutan barang telah lewat maka kita harus membawa ke penampungan sampah dengan membayar sejumlah biaya.

Mebel di ReTuna - dok. stern.de
Mebel di ReTuna - dok. stern.de

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun