Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orang Pintar Cuman Kalah Sama Orang yang Beruntung

22 November 2019   19:08 Diperbarui: 22 November 2019   23:12 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.cnbcindonesia.com

Contoh perbedaan dalam kalimat: "Ibuku pandai memasak". Bukan: "Ibuku cerdas memasak". Jika kedua kata itu dipakai, maka "Ibuku cerdas membuat resep makanan dan tanteku pandai mengolah resep itu menjadi sajian yang lezat". Pintar itu lebih identik dengan kecakapan. 

Orang cerdas belum tentu pintar dan orang pintar tidak selalu cerdas intelektual. 

Tidak semua orang ber-IQ tinggi. Tidak semua orang berprestasi terbaik secara akademis. Namun, bila ia pintar mengelola hidupnya dengan baik, maka ia bisa menjadi sama dengan orang yang beruntung.

Oleh karena itu, kita menemukan fakta kehidupan di mana teman kita yang dulu di bangku sekolah tidak juara kelas, tidak berprestasi, nilainya banyakan merah, naik kelas didongkrak guru, atau lainnya, di kemudian hari kita bertemu, dia lebih sukses atau hidupnya jauh lebih mapan dari orang yang dulu di kelas terkenal super cerdas. Ya, kan?

Karena, sekalipun dia tidak cerdas, dia pintar. Pintar mengelola hidupnya guna meraih harapannya tanpa harus menjadi orang yang beruntung tetapi menikmati hidup secara beruntung.

Raffi Ahmad mungkin tidak cerdas di bangku sekolah, tetapi dia adalah seorang yang pintar. Pintar mengerjakan kemampuan dirinya di dunia entertainment, di dunia bisnis, serta media sosial Youtube dan berhasil.

Tanpa Raffi sadari, dia juga memiliki kecerdasan membaca peluang dirinya di situ, kecerdasan membaca peluang diikuti kepintaran mengelola kemampuan diri memberi hasil yang memuaskan.

Tidak semua orang adalah cerdas dan tidak semua orang adalah beruntung, tetapi semua orang dapat menjadi orang pintar selagi dia tidak berhenti belajar dan terus belajar menjadi cakap mengelola kemampuan dirinya.

Lalu, bagaimana dengan orang yang beruntung yang mengalahkan orang pintar? Maksudnya, Anda mau menunggu menjadi orang beruntung?

Orang yang menunggu menjadi orang yang beruntung sama seperti orang yang ingin mendapatkan ikan dari danau dengan hanya duduk diam menatap air berharap ikan lompat ke pelukan. Tunggulah itu, maka Anda tidak akan mendapatkan apa-apa.

Menjadi orang yang beruntung bukanlah hal yang ditunggu, tetapi yang datang tanpa dinantikan. Anugerah yang tidak semua orang menerimanya. Dapat dikatakan, bahwa menjadi orang beruntung itu adalah ketidakpastian, tetapi menjadi orang pintar itu adalah pasti jika kita mau belajar dan tidak berhenti belajar dan belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun