Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orang Pintar Cuman Kalah Sama Orang yang Beruntung

22 November 2019   19:08 Diperbarui: 22 November 2019   23:12 1745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.cnbcindonesia.com

Menjadi menteri itulah mungkin bisa dibilang keberuntungan. SP beruntung diketahui kemampuannya oleh seorang Presiden bernama Jokowi. Keberanian Jokowi untuk mendudukan seorang berijazah SMP menjadi menteri adalah anugerah Tuhan bagi SP.

Itulah keberuntungan, sebab orang yang berlatar belakang pendidikan tinggi khususnya di bidang kelautan dan perikanan tidak sedikit, tetapi SP yang terpilih.

Contoh tentang orang yang beruntung mungkin bisa lebih jelas kita lihat pada apa yang dialami oleh Betrand Peto, remaja asal Manggarai, Nusa Tenggara Timur, yang diangkat anak oleh selebritas Ruben Onsu dan istrinya, Sarwendah Tan, sehingga namanya pun menjadi Betrand Peto Putra Onsu.

Banyak anak yang memiliki suara emas, tetapi tidak seberuntung Betrand sehingga bakat menyanyi mereka tidak diketahui publik. Banyak anak yang cerdas, tetapi tidak mengalami seperti yang dialami oleh Betrand, yang diangkat anak oleh sepasang orangtua yang mampu menyekolahkannya di sekolah bermutu dan dipersiapkan untuk mengecap pendidikan setinggi-tingginya di tempat yang terbaik.

Saya pikir, Betrand dapat disebut adalah salah satu orang yang beruntung itu.

***

Menjadi orang beruntung itu adalah keputusan Tuhan. Sebuah anugerah yang tidak dapat dibeli dengan apa pun. Beberapa orang menerima anugerah itu di hidupnya. Sebagian lainnya harus berjuang keras untuk meraih impiannya.

Menjadi orang beruntung bukanlah pilihan. Kita hanya dapat memilih menjadi orang pintar atau tetap tidak pintar. Tidak ada orang bodoh. Yang ada hanyalah orang yang belum pintar saja.

Siapa pun masih bisa belajar selagi masih hidup, kecuali orang yang mengalami gangguan kesehatan pada mental dan otaknya dan kecuali dia sendiri tidak mau belajar hingga ia mati, itu baru bodoh.

Karena pintar itu tidak harus cerdas. Kata 'cerdas' walaupun bersinonim dengan kata 'pintar', tetapi cerdas memiliki arti kekhasan yang merujuk kepada kepintaran secara intelektualitas.

Sementara pintar tidak bertumpu pada kecerdasan intelektual semata. Pintar memiliki arti lebih luas daripada cerdas. Kita bisa lihat itu pada padanan kata 'pintar': cakap, pandai, piawai, mahir, ulung, sanggup, terampil, terlatih, berpengalaman, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun