Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Sudah Berhubungan Intim, Kok Masih Marah?

20 September 2019   04:48 Diperbarui: 29 September 2019   03:50 13810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrasi: daaofalaska

"Women need a reason to have sex, men just need a place." (Billy Crystal)

[Perempuan butuh alasan untuk berhubungan seks, laki-laki hanya butuh tempat]

Beberapa suami kerap mengira, bahwa melakukan hubungan seks dengan istrinya bisa menjadi acara penutup dari episode keributan yang terjadi di dalam rumah tangganya. Akan tetapi, ia terkejut, sebab keesokan harinya istrinya masih marah.

Hubungan seks bagi laki-laki bisa sama seperti rasa lapar yang membutuhkan makanan. Selesai makan, rasa lapar itu hilang. Tidak ada lagi persoalan tentang lapar. Laki-laki berharap, selesai berhubungan intim, tak ada lagi keluhan. 

Laki-laki juga bisa berhubungan seks hanya karena ketertarikan terhadap pesona wajah dan tubuh seorang perempuan tanpa harus memiliki rasa cinta kepadanya. Oleh sebab itu, laki-laki hanya butuh tempat untuk memuaskan hasratnya itu.

Bukan berarti perempuan tidak bisa seperti itu. Namun, perempuan umumnya lebih memberi tempat khusus bagi perasaannya, yakni rasa suka, sayang, dan cinta. 

Oleh karena itu, perempuan juga membutuhkan alasan seorang laki-laki mengingini tubuhnya, dan alasan itu adalah perasaan laki-laki itu terhadap dirinya.

Tentu saja ini tidak berlaku bagi perempuan yang menjadikan hubungan seks sebagai mata pencaharian. Faktor emosional tidak diberlakukan di situ, sebab tujuannya adalah uang, bukan relationship yang saling mengikat. Sementara artikel ini saya khususkan bagi pasangan suami dan istri.

Lain halnya dengan perempuan (istri). Kalau hubungan seks dianalogikan sebagai makanan dan perasaan adalah rasa lapar, maka sekalipun sudah diberi "makan", "rasa lapar" itu masih ada.

Mengapa? Karena, dibandingkan dengan laki-laki, hubungan seks bagi perempuan erat melekat dengan perasaannya, sehingga perasaan dan hubungan seks bisa menjadi dua kebutuhan yang berbeda ketika perasaannya terusik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun