Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesabaran Mencegah Kesalahan Besar

14 Juli 2018   16:31 Diperbarui: 25 Januari 2019   01:05 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesabaran tidak menjanjikan manusia luput dari kesalahan. Kesabaran mencegah kesalahan itu menjadi kesalahan yang besar. Walau manusia tak pernah tahu itu, karena kesabaran telah mencegahnya.

Kesabaran tidak pernah gagal mengerjakan yang baik bagi manusia meskipun manusia gagal melihat kebaikannya.

Kesabaran terus saja bekerja menghasilkan kebaikan demi kebaikan bagi manusia yang memilikinya karena untuk itulah ia ada, yakni untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhiratnya.

Kesabaran berasal dari kebaikan, kebaikan hati Sang Maha Pencipta. Tak heran dunia tak suka kesabaran.

Dunia mempertemukan kebaikan dan kejahatan, mengadu keberuntungan dan ketidakberuntungan, menaruh kegagalan pada kesuksesan, menabur keputusasaan pada asa, menukar senyuman dengan air mata, mengganti sukacita dengan dukacita.

Tanpa kesabaran, kejahatan menang atas kebaikan. Tanpa kesabaran, ketidakberuntungan menghujat keberuntungan. Tanpa kesabaran, kegagalan menjegal kesuksesan. Tanpa kesabaran, keputusasaan membunuh asa. Tanpa kesabaran, air mata membenci senyuman. Tanpa kesabaran, dukacita mengubur sukacita.

Tidak cukup dengan itu, dunia pun memainkan ruang dan waktu. Dunia memberi dirinya dalam genggaman tangan manusia. Dunia memberi kecepatan bagi percepatan sehingga manusia tak perlu harus menunggu. Dunia telah berhasil menukar banyak kesabaran ganti surga-Nya.

Namun, itu bukan kita. Kita adalah pribadi ber-Tuhan dan bangsa ber-Tuhan. Waktu kita bukan waktu dunia. Waktu kita adalah waktu Tuhan.

Dan, Tuhan punya waktu-Nya sendiri. Waktu yang harus direngkuh dengan perjuangan dan ditempuh dengan kesabaran. 

"Kita mungkin telah kehilangan kesabaran, tapi kita belum kehilangan waktu untuk bersabar."

Salam. HEP.-

Senandika: 1  | 2 | 3-8 | 9-15 | 16 | 17-21 | 22 | 24 | 25 | 26-27 | 28

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun