2. Membantu mengenali minat anak
Untuk mengatasi rasa bosannya, tentu anak hanya akan melakukan apa yang mereka sukai. Lambat laun akan terlihat aktivitas apa yang kerap mereka eksplorasi.Â
Bisa bermain balok susun, membolak balik buku untuk sekadar melihat gambar, membaca (bagi yang sudah bisa) atau bermain peran. Pola inilah yang bisa orang tua jadikan bekal untuk menuntun bakat dan minat anak lebih jauh.
3. Mengasah kemampuan bersosialisasi
Orang tua sebaiknya mendukung anaknya untuk bermain dengan anak-anak lain. Keterampilan interpersonal ini penting untuk dibangun sejak dini. Hal ini mengingat saat ini mereka hidup dalam generasi yang sangat terobsesi dengan teknologi.Â
Biarkan mereka belajar berkomunikasi, melakukan kontak mata dan membaca bahasa tubuh teman-temannya. Kebiasaan mereka untuk bertemu dengan orang di luar rumah dapat mendorong terjadinya negosiasi dan kolaborasi yang berguna untuk keseharian mereka.
Namun, tak semua anak bisa segera menemukan aktivitas pengganti untuk mengobati kebosanan mereka. Sebagai orang tua, kita bisa mulai memberi umpan agar anak-anak bisa menemukan caranya sendiri. Contoh sederhana, ketika anak sudah bosan bermain lego, beri saja ia semangkuk tepung. Lalu biarkan anak berpikir akan ia apakan tepung itu. Beri ia keheningan, tak perlu kita mengarahkan. Tunggu saja, imajinasi akan menuntunnya dan kita akan kagum dibuatnya.
Tahan diri untuk tidak segera mengijinkan anak screen time di luar jamnya ya Bapak Ibu. Bagi yang belum terbiasa mendampingi anak untuk mengelola rasa bosannya tentu aktivitas ini tidak mudah. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Sebagai pengingat, anak-anak dianugerahi kemampuan adaptasi yang cepat. Asal orang tua konsisten, lambat laun pasti anak-anak bisa mengatasi rasa bosannya.