Mohon tunggu...
Heni Selfia
Heni Selfia Mohon Tunggu... Administrasi - mahasiswi UIN SUSKA RIAU

mahasiswi UIN SUSKA RIAU, Administrasi negara USR'17

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kepemimpinan Wanita ala Wali Kota Risma

14 November 2019   22:30 Diperbarui: 14 November 2019   22:38 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi individu maupun anggota kelompok tertentu agar mau mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh pemimpin. Pemimpin birokrasi bertanggung jawab agar bisa mengorganisir sumber daya manusia yang ada dalam lingkup birokrasi sehingga dapat bekerja secara efektif , efisien sehingga mampu menjalankan kewajibannya sebagai abdi masyarakat.

Countris bahkan menyatakan bahwa kelompok atau birokrasi tanpa pimpinan seperti tubuh tanpa kepala, mudah tersesat, kacau , anarki (pasalong 2013).

Tipe  pemimpin yang baik dan benar dalam kegiatan birokrasi sangat dibutuhkan . mengapa saya menambahkan kata" baik dan benar" dalam pernyataan di atas?  Karna saya melihat saat ini banyak pemimpin dari birokrasi atau kepala daerah di indonesia memiliki kecendrungan menjadi seorang pemimpin yang tak bisa memimpin.

Siapa tak kenal dengan Tri Rismaharini seseorang dengan kepemimpinan wanita yang tak bisa diragukan yang dinobatkan sebagai Walikota terbaik di tahun 2014 Perempuan pertama yang menjabat sebagai Walikota Surabaya ini namanya langsung melambung dikenal seantero dunia karena prestasinya membawa Kota Surabaya hingga dikenal ke mancanegara melalui Guangzhou Award 2018. 

Dengan gelar Insinyur dan Magister Teknik, Ir. Tri Rismaharini, M.T. adalah walikota Surabaya, sosok perempuan hebat yang terpilih dalam pemilu 2010-2015. Bahkan beliau kembali mendapatkan amanah dari warga Surabaya pada periode kedua untuk tahun 2016-2021.

Ibu risma ini merupakan orang pertama yang menjadi wali kota surabaya yang mana sebelumnya dia menjabat sebagai seorang aparatur sipil negara. Prestasinya yang gemilang dalam membawa Kota Surabaya menjadi salah satu kota besar yang semakin maju dan bisa bersaing dengan berbagai kota di negara-negara lainnya, Itu menunjukkan bahwa ia sebagai perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata. Dia mampu mengugurkan anggapan banyak orang yang katanya wanita itu makhluk yang lemah, tidak akan bisa memimpin, wanita itu tidak akan bisa menciptakan perubahan. Beliau patahkan semua anggapan orang terhadap kepemimpinan wanita.

Gaya kepemimpinan nya yg emosional, tegas dan otoriter yang beliau tonjolkan, dan bahkan menjadi ciri khas dari kepemimpinannya . Beliau tidak segan segan menegur dan memarahi para karyawannya yg kedapatan melanggar aturan. 

Hal ini mungkin pada awal nya banyak menuai kritikan dari para karyawan sebab tidak senua orang yg bisa di perlakukan seperti itu, namun jika tidak begitu budaya birokrasi yg lamban dan kaku akan terus menerus tumbuh bagaikan akar pohon. pemimpin bukan untuk mengubah karyawan, tapi merubah budaya birokrasi Yang Sudah tidak relevan lagi digunakan. 

Ibu risma ini seorang pemimpin reformatif , Surabaya di dalam genggamannya berubah menjadi kota yang hijau ,asri, bersih, kinerja para Para pegawai semakin meningkat, adanya pemangkasan praktik birokrasi, pengaplikasian sistem e-government. Serta pencapaian lainnya yang membuat Surabaya tak pernah minim dari prestasi.

Tidak hanya oenduduk surabaya dan indonesia. Warganet (netizen) Malaysia sedang ramai membicarakan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Terlihat dari tread yang dibuat akun twitter Seorang warga malaysia @datukhensem.Akun twitter ini menuliskan kekagumannya akan sepak terjang Tri Rismaharini dalam memimpin Surabaya dan akan menjadi ancaman bagi negara lain jika dia menjadi pemimpin Indonesia. "Kalau Tri Rismaharini jadi Presiden Indonesia selanjutnya gantikan Jokowi, tamatlah negara ASEAN lainnya. Lihatnya bagaimana dia mentrasformasi Surabaya. Tegas dan tanpa ampun," tulisnya seperti dikutip Senin (16/9/2019).

Di tiap zaman ada pemimpinnya, setiap pemimpin ada zamannya. Sepuluh tahun Surabaya dipimpin Bu Risma, telah lahir standar kepemimpinan. Bahwa wali kota Surabaya ke depan tidak saja harus terampil merumuskan gagasan-gagasan besar pembangunan. Lebih dari itu. Pemimpin yang getol bekerja. Bahkan aktif turun ke lapangan. Dia memahami detail persoalan, bahkan mampu mengurainya. Dia juga pemimpin yang solider terhadap penderitaan warganya. Mampu memberikan pemecahan-pemecahan praktis, yang hasilnya dirasakan warga. Dia juga menjadi inspirasi.Memotivasi warganya. Hidupnya menjadi teladan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun