Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ruhina

5 Mei 2021   17:23 Diperbarui: 5 Mei 2021   17:33 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : wallpaperbetter.com

Gerai rambut yang lurus jatuh ke sebagian wajah

Masih dengan jari-jari lentik yang memetik dawai gitar di bawah langit senja kala itu

Ini tembang persembahan untuk ibuku yang terbujur menahan rintih pagi tadi

Masih dengan senandung yang sama

Jangan jual harga diriku demi seteguk air penghilang dahaga yang sesaat

Biarkan kebaya biru dan selendang putih tersibak terkena angin yang datang

Dentingan suara sumbang tak akan menyurutkan langkah meski terasa pelan

Dunia haruslah dalam genggaman

Dialah Ruhina

Sekuntum bunga harum yang senantiasa menjadi pujaan di antara sekian banyak si kumbang jantan

Dan, nyanyian senja itu masih tetap terdengar

Walau binatang malam sudah mulai datang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun