Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menumbuhkan Kejujuran Anak dalam Beribadah di Bulan Ramadan

2 Mei 2021   15:29 Diperbarui: 2 Mei 2021   15:38 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : tempo. co

Untuk urusan dunia, saya juga pernah mendengar dari seorang atasan saya yang mengatakan, "Untuk mengetahui kinerja karyawan, kita bisa melihat bagaimana salatnya."

Ada beberapa cara dapat kita lakukan untuk menanamkan sikap jujur kepada anak semenjak dini. 

Orang tua sebagai model bagi si anak, sangat berperan penting dalam memberikan keteladanan jujur kepada anak. Hal kecil yang tanpa kita sadari, justru terjadi sebaliknya, menjadikan anak berbohong itu sebagai hal yang biasa.

Sebagai contoh, ketika si ibu berhalangan sehingga tidak bisa berpuasa. Agar si anak tidak mengetahui maka ibu secara diam-diam membawa sepiring nasi ke dalam kamar.

Tindakan ibu memang tidak salah apabila tidak dilihat oleh si anak. Namun, jika si anak secara kebetulan melihat perilaku ibu tadi maka bisa terjadi si anak akan melakukan hal yang sama seperti ibunya. Berpuasa tetapi membawa makanan ke dalam kamar dan memakannya secara diam-diam.

Bagaimana solusinya? Biasakan untuk berbicara terbuka kepada anak. "Nak, maaf, hari ini ibu tidak bisa ikut berpuasa karena sedang berhalangan." Pernyataan tersebut jauh lebih bijaksana dan dapat diterima oleh anak. Apabila si anak memerlukan alasan, ibu dapat menjelaskan sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan anak. 

Membiasakan anak berdiskusi dan memberikan pendapat dalam sesuatu hal akan melatih anak untuk senantiasa bersikap terbuka. Anak adalah manusia (kecil) yang memiliki pikiran dan hati serta memiliki kemampuan untuk mempelajari kondisi dan beradaptasi dengan lingkungannya. 

Selain itu, sikap menghargai atas kejujuran yang diberikan anak kepada kita juga sangat diperlukan."Ma, tadi adik diberi permen sama teman. Jadinya lupa kalau sedang puasa. "

Sikap anak yang mencoba jujur kepada orang tua tidak jarang ditanggapi dengan amarah atau mungkin omelan atas cerita atau hal buruk yang dilakukan oleh si anak tadi. 

Akibat, anak akan lebih memilih diam dan menyembunyikan kebenaran yang terjadi. Dengan kata lain, lebih baik diam (tidak jujur) daripada berkata jujur tetapi malah dimarahi. 

Dari pembahasan di atas dapat kita pahami bahwa mengajarkan anak untuk melakukan ibadah khususnya pada bulan Ramadan sangatlah penting. Namun mendidik anak agar senantiasa jujur dalam melakukan ibadahnya itu jauh lebih utama. Guru terbaik bagi anak adalah sikap keteladanan dari orang tua dan gurunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun