Mohon tunggu...
Heni Pristianingsih
Heni Pristianingsih Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Mencari inspirasi hidup melalui kisah dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kisah Inspiratif: Peternakan Lele Mandesan

13 April 2021   00:20 Diperbarui: 13 April 2021   00:28 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Libur awal puasa tahun ini, saya gunakan waktu untuk berkunjung ke rumah Pak Zein. Beliau seorang pengusaha peternakan lele yang berlokasi di daerah Mandesan Kecamatan Selopuro Kota Blitar. Perlu waktu sekitar kurang lebih 2 jam untuk perjalanan santai dari Kota Malang.

Memasuki rumah kuno dengan ukuran yang sangat besar dikelilingi kebun dan area kolam ikan lele, suasana pedesaan yang sejuk dan nyaman terasa sangat menyenangkan. Dari depan pintu pagar rumah, tampak sebuah toko yang menjual berbagai pakan ternak. Usaha lain yang ditekuni oleh Pak Zein selain berternak lele.

Kami langsung menuju ke dapur belakang yang bersebelahan dengan kolam lele yang terletak di dalam rumah. Sambil duduk di kursi kayu panjang dan minum teh hangat, di dalam ruangan yang berfungsi sebagai dapur dan sekaligus ruang makan tersebut, saya melihat beberapa tandan pisang tergeletak di atas lantai semen yang merupakan salah satu hasil kebun keluarga.

Hasil kebun yang berupa pisang ini dimanfaatkan oleh istri Pak Zein untuk membuat produk camilan industri rumah tangga yang berupa kripik pisang. Cavendish, jenis pisang yang biasanya digunakan beliau dalam pembuatan kripik itu. Rasa kripik pisang yang gurih dan renyah membuat saya tertarik untuk mengetahui resep pembuatannya juga. Saya sangat salut atas keuletan dan kerjasama yang baik dari pasangan suami-istri ini dalam upaya menjalankan roda perekonomian keluarga.

Secara kebetulan, ternyata kedatangan kami ini bertepatan dengan masa panen lele yang biasa dilakukan setiap dua bulan sekali. Kami menuju kebun yang terletak di samping rumah. Di sana, saya melihat ada 4 buah kolam. Satu kolam yang paling besar berukuran kira-kira 5 m x 12 m, dan dua kolam lainnya berukuran sama masing-masing sekitar 2,5 m x 4 m, dan yang satu lagi berukuran 2,5 m x 8 m.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam berternak ikan lele. Kesesuaian suhu air harus selalu dijaga. Jika suhu air kurang panas maka tinggi air kolam perlu dikurangi dan begitu juga sebaliknya. Apabila kita menemukan ada ikan-ikan yang berdiri, mengindikasikan adanya racun yang berada di dalam air kolam.

Selain itu, pemberian makanan harus disesuaikan dengan banyaknya jumlah bibit ikan yang disebarkan dan diberikan secara teratur. Ada baiknya jika pakan diberi air terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kolam. Hal ini penting agar pakan dapat menjadi lunak dan mengembang sehingga akan memudahkan proses pencernaan ikan.

Menurut Pak Zein, ikan-ikan lele ini tidak diberi makan selama 12 jam sebelum dipanen. Sejak pukul 7 pagi tadi, beliau sudah melakukan proses pengurasan kolam dengan menggunakan mesin pompa air yang berbahan bakar elpiji.

Dari penyebaran 1.000 bibit, perkiraan hasil panen ikan sekitar 1 kuintal. Untuk memudahkan pemasaran, Pak Zein bergabung dengan komunitas yang siap datang mengambil hasil tangkapan ikan saat masa panen. Beliau tinggal menginformasikan kapan saat panen, selanjutnya pihak pembeli akan datang dan siap mengambil hasil panen ikan dari kolam.

Proses penangkapan ikan dengan menggunakan jala dan sebuah pipa berukuran 4 dim yang dilakukan sekitar 4 orang (termasuk Pak Zein). Masing-masing.asing orang memegangi tepian jaring dan berbarengan membawa jaring tersebut menuju ke arah seberang kolam. Untuk memudahkan pekerjaan mereka, digunakanlah pipa yang berukuran sedikit lebih panjang dari lebar kolam tadi agar ikan yang terjaring tidak terlepas.

Setelah ikan-ikan terperangkap ke dalam jaring, pihak pembeli melakukan seleksi terhadap ikan lele yang memenuhi syarat dan layak untuk dijual ke pasar. Ada 3 keranjang yang sediakan. Keranjang pertama digunakan untuk menampung ikan-ikan yang lolos seleksi dan layak untuk dipasarkan. Keranjang kedua digunakan untuk meletakkan ikan-ikan yang badannya terluka dan tidak layak jual. Keranjang yang terakhir digunakan untuk menampung ikan lele yang ukurannya terlalu besar. Untuk ikan lele yang berukuran terlalu kecil langsung dikembalikan ke dalam kolam.

Tahap selanjutnya, dilakukan penimbangan terhadap ikan-ikan lele yang termasuk kategori layak jual. Dalam satu keranjang, rata-rata memiliki berat antara 80-90 kg. Agar mendapatkan keuntungan, pembeli memiliki patokan minimal 1,3 ton dalam setiap pengambilan hasil panen ikan yang bisa diperoleh dari satu atau lebih peternak pada saat yang sama. Hasil panen tadi kemudian dibawa ke pasar induk di sekitar Kota Malang (terdekat) seperti pasar Gadang, pasar Kebalen, dan sebagainya.

Dari hasil kunjungan ini, saya memperoleh banyak informasi dan inspirasi yang berkaitan dengan usaha pengelolaan peternakan lele. Dengan memaksimalkan sumber daya alam sekitar (khususnya wilayah pedesaan) dan bergabung dalam komunitas usaha, masyarakat tetap dapat melakukan kegiatan ekonomi tanpa terpengaruh situasi pandemi yang kurang menguntungkan.

SALAM ENTERPRENEUR !!!

(Heni Pristianingsih, S.Pd. Blitar, 13 April 2021)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun