Mohon tunggu...
Heni Prasetyorini
Heni Prasetyorini Mohon Tunggu... Tutor - Edupreneur

Pegiat pendidikan coding untuk anak-anak di Heztek Coding

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sesuai Dugaan, Tak Ada Diskon Minyak Goreng di Bulan Ramadan Gini

29 April 2020   06:46 Diperbarui: 29 April 2020   06:49 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang intinya, di kondisi apapun, kalau kita masih bisa bertahan, ya sudah. Selesai. Lakukan. Tak banyak menghabiskan energi untuk merutuk, mencaci maki pemerintah misalnya. Yo wis, ya sudah. 

Kalau ditarik lebih dalam lagi, makna celetukan ibu adalah lebih baik kita mengalihkan energi untuk cari duit lagi, bekerja, menjemput rejeki lagi yang udah ditentukan sejak jaman kita masih janin dalam perut ibunda. Sambil berusaha berhemat sesuai kebutuhan. 

Baik, urusan belanja bulanan untuk sembako, deterjen dan lainnya sudah beres. Saya kembali pulang setelah lebih dulu mengusapkan hand sanitizer gel yang disediakan di meja kasir. 

Sesampai di rumah, tak seberapa lama kemudian teman saya datang. Ibu-ibu teman saya waktu ikut pengajian tilawati itu mengantarkan pesanan saya. Sambal Bajak dan Tumis Ikan Peda bikinan dia. Juga sayur, bumbu, ayam dan udang yang saya masukkan ke jastip pasar alias jasa titip beli di pasar miliknya.

"Mbak Heni, ini semua barangnya.  Semuanya harga naik. Aku milih yang bagus-bagus. Yang ini, Simpen di freezer ini. Harganya ini semua ya."

Dia serahkan catatan harga cabe, bawang putih sampai udang. Saya mengiyakan tanpa ada pertanyaan dan komentar sedikit pun tentang harga naik atau tidak. Tidak protes jika lebih mahal daripada jika saya beli sendiri di pasar. Malah sangat bersyukur karena selisih harga itu jauh lebih berharga karena tenaganya bersusah payah mau saya titipi belanjaan di pasar. Saya bisa menunggu saja di rumah tanpa perlu antri dan muter-muter milih bahan di pasar. 

"Oke. Bungkus. Aman. Sip mbak. Mene nek wis entek aku order jastip pasar maneh ya? hehehe"

yang artinya, oke mbak, kalau bahan belanjaan ini habis lagi aku titip lagi ya, tolong belanjain lagi. 

Teman saya tersenyum lebar. Apalagi ketika kemarin saya tunjukkan ada artis sinetron yang banting stir juga jadi kurir belanja pasar seperti dia.

"Sambil bikin sambel, sambil open jastip pasar mbak. Ini prospek sampai ke depan loh. Malah ada yang bikin apps nih di hape."

Makin membara aja saya membakar semangatnya itu. Ya lumayan lah ya, kalau dia beneran bikin startup Jasa Kurir Belanja di Pasar, tentu saya kecipratan enaknya. Bisa kerja di rumah jauh lebih tenang, makin rajin masak sendiri, karena nggak perlu lagi ke pasar. Iya, saya paling males emang ke pasar itu :)

Masalahku, bisa jadi ide bisnis teman. 

Bukan begitu kawan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun