Mohon tunggu...
Heni Prasetyorini
Heni Prasetyorini Mohon Tunggu... Tutor - Edupreneur

Pegiat pendidikan coding untuk anak-anak di Heztek Coding

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemilu 2019 Ini Aku Enggak Golput Lagi

17 April 2019   22:59 Diperbarui: 18 April 2019   10:46 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sesaat setelah mencoblos kertas suara | dokpri

Pemilu tahun ini beneran deh, mengguncang hati nurani. Kalau kemarin-kemarin sumpah saya dah nggak peduli lagi sama pemilu di level apapun. Mau milih capres kek, atau milih gubernur, saya yakin semuanya bakal sama saja. Yang penting fokus ke diri sendiri, pemimpin sebaik apapun ada jeleknya juga lah. Males mikir.

Tapi sungguh entah kenapa tahun ini berbeda. Mungkin terkena juga dampak begitu ramainya kehebohan antara dua capres di media sosial. Ditambah datangnya capres ketiga Nurhadi-Aldo alias si DilDo yang malah membuka pikiran pentingnya untuk memperhatikan calon pemimpin negara ini. Dan saya yang udah mengira bakal golput selamanya itu, mulai tergerak hati dan merasa suara saya penting juga untuk negeri ini.

Jadi walau badan sedikit meriang, saya dan suami akhirnya melajukan motor menembus teriknya matahari di kota Surabaya ini, menuju ke TPS yang berjarak sekitar 11 km dari rumah.

Dengan dugaan ketika menjelang dhuhur bakalan sepi orang, eh ternyata meleset. Sampai di TPS sekitar jam 11 lebih, rupanya masih banyak orang yang antri. Saya sempat deg-degan juga rada cemas, karena udah lama nggak ikutan pemilu, lupa harus "nyoblos" kayak gimana ya? Fotonya? logo partainya? namanya? dan apa saja yang dicoblos?

Makin kuper aja saya karena udah bertahun-tahun sama sekali tidak peduli dengan dunia politik dan ranah politik. Politik itu jahat, kotor, dan penuh tipu daya. Itu saja yang ada di pikiran saya. Pokoknya nggak percaya sama sekali.

Saya memilih menyibukkan diri sendiri di dunia pendidikan, pemberdayaan perempuan, bisnis kreatif, dan semacamnya. Nggak butuh politik. Saya hanya berpikir untuk terus berusaha menjadi warga negara yang mandiri dan berhasil berdaya walau bagaimanapun kelakuan pemimpin negaranya.

Tapi pemilu tahun 2019 ini saya tergerak untuk mengikuti berita para capres, cawapres dan orang-orang di sekitarnya. Beberapa kali saya ikuti debatnya. Dan mengikuti hestek yang sedang trending topic di twitter. Saya ingin tahu cara tim kampanye masing-masing pihak ini berbicara. Dan ternyata saya pun mulai merasa yakin untuk memilih satu pasangan capres dan cawapres.

Mungkin ini namanya proses edukasi politik yang cukup panjang. Bagi saya yang notabene cukup "educated" juga, pasti "look stupid" kok sampai jadi golput di pemilu sebelumnya. Ya karena itu tadi, saya sudah nggak percaya sama sekali dengan apapun yang ada benang merahnya dengan politik. Padahal kalau ditinjau lagi adalah gimana roda pemerintahan bisa berputar kalau nggak ada yang namanya politik kan ya?

Tapi untungnya di momen ini, selain teredukasi, saya juga terdewasakan. Sejak awal walau saya mantap dengan satu nama pasangan capres-cawapres, saya sama sekali tidak menyebutkannya di media sosial manapun. Saya masih memegang teguh prinsip LUBER = Langsung Umum Bebas Rahasia. jadi bakal tampak "weird" kalau yang namanya rahasia malah disebar kemana-mana. Ditambah lagi tampak begitu "menyedihkan" jika satu pendukung menghina pendukung lainnya. Semacam anak kecil bertengkar karena mendukung orang tua masing-masing. Malu-maluin.

Maka, ketika sesaat setelah proses pemilihan berlangsung kemudian ada Quick COunt dan kemudian satu paslon heboh sendiri dengan klaim kemenangannya, saya pribadi sih siap-siap aja melihatnya. Udah menduganya malahan. Wajar ajalah dan biarkan saja. Heheh, apatisme masih ada juga di sisi saya nih. Tapi lebih baik daripada saling berbantahan lagi di media sosial. Makin memalukan bukan?

Nah hal yang menggelitik lainnya adalah pemilihan caleg DPRD dan DPD. Yang tadi banyak foto dan nama ditempelkan di luar ruangan TPS. Saya baca satu per satu dan tidak ada yang kenal satupun.

Saya bayangkan nih caleg usaha kampanyenya luar biasa, tapi pemilih bisa lupa seketika karena gambar dan tulisannya kecil-kecil ditambah harus mencoblos dengan cepat dalam naungan hawa yang maha panas. Lupa gais....

Duh sungguh kudu sabar ya jadi caleg. Kebayang banyak dilupainnyalah. Luar biasa mereka.

ya begitulah reportase pemilu 2019 ala saya. Bagaimana dengan anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun