Mohon tunggu...
Heni Prasetyorini
Heni Prasetyorini Mohon Tunggu... Tutor - Edupreneur

Pegiat pendidikan coding untuk anak-anak di Heztek Coding

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Creative People Zaman Now" Itu Harus Berani

12 Januari 2018   11:25 Diperbarui: 12 Januari 2018   13:18 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Orang kreatif itu tidak akan jatuh miskin!", tegas bu Risma, Walikota Surabaya ketika membuka acara Bekraf Developer Day tahun 2016.

Saya mengangguk penuh hikmat ketika mendengar kalimat dari Woman Top Leader di kota Surabaya ini. Hampir setahun lebih, setiap detil kalimat yang disampaikan ibu Risma di acara tersebut, masih terus terngiang di benak saya ini. Kreatif itu takkan miskin. Orang yang kreatif tidak akan pernah berhenti berusaha. Jika satu jalan buntu, maka dia akan putar otak untuk mencari jalan baru, mencoba hal baru. Orang kreatif pasti berani. Berani untuk terus melangkah walaupun halangan di kanan kiri masih saja ada. 

Iya benar bu Risma, njenengan sungguh tepat sekali.
Saya jadi ikutan flashback mengenang lika liku perjalanan saya mencoba peruntungan untuk menjadi sesuatu di ranah digital ini. Mencoba segala bentuk peluang yang bisa saya dapatkan dan manfaatkan ketika mencoba memplokamirkan diri sebagai Blogger Pro, alias Blogger Profesional. 

Tepat setelah lulus kuliah pasca di Unesa, sekitar akhir tahun 2015, saya mengikuti sebuah workshop tentang blogging yang menyampaikan tema Dari Hobi Menjadi Profesi. Inti dari acara itu adalah memberitahukan cara menjadi blogger profesional, dan apa saja yang bisa dicapai dengan mengambil pekerjaan freelancer tersebut. 

Saat itu, saya ternganga ketika salah satu narsum memberikan foto sebuah invoice pembayaran uang muka pekerjaannya sebagai blogger, sebesar 22 juta rupiah. Ajib bener! nulis di blog saja, semacam curhat itu bisa menghasilkan puluhan juta rupiah? Sepertinya pekerjaan ini perlu dicoba. Dicoba dengan BERANI.

1. Berani Melepas Peluang  Kerja Kantoran dan Memilih Jadi Blogger

Hal berani pertama yang saya lakukan setelah lulus S2 tadi adalah saya melepas segala peluang pekerjaan formal dan tetap yang sudah ada di depan mata. Saya tidak meneruskan lagi proses lamaran untuk menjadi dosen, bagian dari LPMP sebuah SMA dan tawaran pekerjaan kantoran lainnya yang diberikan satu per satu teman sekelas saya waktu itu. 

Saya memilih mencoba menjadi BLOGGER dan berusaha sekuat tenaga untuk mengejar ketertinggalan saya itu. Hal ini tidak mudah, karena di awal-awal, hanya untuk memilih nama domain saja saya merasakan stress yang luar biasa. Kepikiran berhari-hari sekadar untuk memilih akan memakai domain nama lengkap saya sendiri atau sebuah nama pena yang kayaknya bakal lebih beken. 

Memilih untuk menekuni jalur blogger ini butuh keberanian lebih. Karena hasilnya tidak bisa spontan simsalabim. Bahkan walau kita ngeblog tipa hari begadang terus selama sebulan pun, belum tentu langsung ada hasilnya. Tidak bisa dalam sekejap langsung mendapat tempat dan pekerjaan yang bagus baik secara materi maupun potensi. Untuk menghadapi proses ini kita harus BERANI. Karena yang komentar pasti nggak semua juga ngomong yang enak kan?

"Lulus S2 kok jadi ibu rumah tangga lagi, ngapain susah payah kuliah kalau gitu, ngabisin duit aja"

Ya pasti deh ada komentar begini mampir ke telinga saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun