Begitu muram
pagi ini. September kembali
membawa wajah mu dalam grafiti
sepanjang tembok-tembok Siliwangi
yang kusam: mural yang coba menyusun
lagi rindu untuk mu hingga ujung tahun-
di gelas-gelas capucino, remah-remah gingerbread, manis red velvet dan bulan bulan yang tergantung di langit hitam sugaRush. Braga termenungÂ
mengingat mu; lanskap yang menghitung berapa lama asmara kita ada diantara setia dan rahasia,
berapa lama cinta jatuh
di musim yang telah jauh,
berapa lama rindu menahan
indahnya pelukan-pelukan.
Begitu suram
sore ini. September kembali
membawa angan yang karam
untuk sekali lagi meniti hati.
2016
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!