Belajar Menari Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler

GURU sebagai fasilitator dalam pembelajaran, peserta didik berlaku sebagai subjek belajar. Kegiatan pembelajaran yang maksimal adalah bagaimana metode belajar kita terapkan, sehingga bisa tercapai sesuai yang kita harapkan. Maka salah satu cara yang digunakan sebagai media belajar adalah kegiatan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler yang telah diprogramkan satuan pendidikan. 

Kegiatan ektrakurikuler adalah untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik yang telah dimiliki, serta untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik, dalam mengikuti proses belajar mengajar pada mata pelajaran seni budaya. Belajar pada anak usia sekolah dapat dilakukan pada bidang ekstrakurikuler untuk menambah pengetahuan dan  keterampilan yang dilakukan dengan melibatkan keakifan peserta didik melalui sumber-sumber belajar.

Kegiatan jenis tersebut dipelajari dari berbagai media yang ada di sekolah dengan instrument yang mengimplementasikan pada kurikulum 2013 pembelajaran seni budaya perlu diberdayakan di bidang tertentu. 

Pada dasarnya fungsi dari tari itu sendiri sebagai hiburan, tetapi dalam sebagian hal, tari juga berperan sebagai wadah atau media untuk menyampaikan sesuatu, misalnya saja saat acara perpisahan di akhir tahun pelajaran atau acara fesval, seni tari/fls2n  sebagai media perantara dalam karyanya dengan penampilan secara masal atau kolosal. Ataupun dalam sebuah teatrikal, tari memiliki fungsi sebagai penambah suasana agar adegan demi adegan berjalan sesuai. Tari banyak pula yang digunakan sebagai media untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan sekalipun tidak tertulis namun berlaku di tengah masyarakat. Peran tari dalam kehidupan kita hanyalah sebagai penghibur jiwa dan pikiran. 

Bagi peserta didik seni punya arti yang sangat luas dan sangat penting yang bermanfaat bagi seni yang mengetahui, baik seni rupa, seni musik, seni tari dan seni lainnya. Untuk bisa belajar tari yang ada pada kegiatan ekstrakurikuler dapat menggunakan media yang ada, baik di lingkungan sekolah atau di rumah. 

Kita contohkan belajar tari banyumasan, membuat pola lantai, menerapkan pola lantai pada tari. Hal ini sesuai dengan program ekstrakurikuler yang dilakukan oleh SMA N 1 padamara, dimana peserta didik punya potensi dan keterampilan dalam bidang kesenian khususnya tari daerah. 

Penulis menggunakan model pembelajaran yang telah diterapkan cukup berhasil untuk meningkatkan movasi belajar peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dalam kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik sangat antusias dalam belajar dan berlatih secara berkala dan mandiri maupun berkelompok. Tidak hanya belajar tari saja namun peserta didik yang ikut kegiatan ekstrakurikuler juga diajarkan tentang bagaimana berorganisasi, membuat proposal kegiatan, dan laporan kegiatan. Program yang telah dibuat selain menampilkan hasil tari yang diajarkan, peserta didik juga melakukan kegiatan keakraban seperti outbond. Dari kegiatan tersebut peserta didik akan lebih semangat dan antuasias yang akan berpengaruh juga pada prestasi peserta didik dalam mengikuti perlombaan tari.