Dulu kalo lagi iseng sama temen-temen nih, suka muncul becandaan, "makan aja sama piring-piringnya". Ternyata ini kejadian waktu ke Lombok Agustus 2009. Yup, makan sama piring-piringnya.
Gw termasuk pecinta pecel, dan ketika tiba di Gili Trawangan gw liat menu yang mirip pecel, tanpa ragu gw belilah itu. Pecel di Jawa terbuat dari bumbu kacang, di sana beda, terdiri dari sambel tomat dan taburan parutan kelapa. Sayurannya pun enggak seheboh di P.Jawa, cuma ada kangkung dan toge serta alas sebuah kerupuk. Mungkin karena geografis, enggak semua sayuran bisa tumbuh subur. Mereka menyebutnya Plecing Kangkung. Kerupuknya lumayan lebar, dan itulah yang jadi piring. Rasanya.....mmm...puedesss...mantaaap! bikin merem melek dan bisa ingusan, hehehe. Gw makan dengan lahap, sampe piring-piringnya, maklum, udah lapar stadium akut. Akhirnya gw paham, kenapa disebut pulau Lombok, karena di sana gudangnya cabai dan pedasnya itu loooh!!! Harga satu porsi 7 ribu, lumayan murah dibanding beli menu lain kayak ikan atau bakso di pulau itu. Kangkung yang dipake bukan kangkung dalam bentuk potongan, tapi kangkung plus plus, plus batang-batangnya. Tapi kok tetep enak yah. Kangkung ini gak cuma terkenal di Gili Trawangan, pas gw makan di Mataram pun, tersaji dengan melimpah kangkung ini. Sempet iseng gw tanya ke penduduk, kenapa di sini banyak kangkung? alasannya simpel.... "biar tidurnya nyenyak mba!" GUBRAK!!!