Mohon tunggu...
Hengky Dwi Cahyo
Hengky Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Buruh - Tukang Nyeting Server Dell, HP, Sophos, Fortigate, Mikrotik dan Networking

CEO Hens Automotive Services - Bengkel Spesialis Electronic & Engine Mercedes Benz www.tokoplakat.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sosmed "Hate Speech", Iseng Cari Perhatian Jadi Obsesi

9 Juni 2017   23:03 Diperbarui: 9 Juni 2017   23:41 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebelumnya saya sebagai penulis merasa prihatin dengan banyaknya kasus hate speech di media sosial yang berujung di penjara. Sekali lagi saya hanya bisa prihatin sebab itu yang paling mudah untuk diucapkan bahkan mantan Presiden yang telah purna tugas dua periode lalu juga suka sekali menggunakan kata itu mirip-mirip saya ginilah.

Okay, kembali ke topik hate speech yang kalo diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi ujaran benci (kebencian) yang kadang memang berisi kata-kata makian, fitnah dan tulisan ditranskrip sedemikian rupa namnun tanpa dasar dan bukti otentik. Memang sejak booming era sosmed di internet yang diawalai friendster, tagged & sekarang era kejayaan facebook, twitter & youtube orang semakin mudah membroadcast berita-berita bahkan keluh kesah pribadi karena merasa aman meskipun kadang masalah pribadi yang semestinya bukan konsumsi publik tetap saja diposting ke sosmed. Karen merasa aman, sulit dilacak ditambah teman disosmed tidak tahu kenyataan didunia nyata maka banyak yang jadi kebablasan sehingga menjadi hate speech sehingga mendapat bonus bombastis penjara yang tidak tanggung-tanggung lebih dari 5 tahun (kayak pemilu).

Berdasar penelitian penulis selama beberapa tahun berkecimpung di dunia sosmed dan teknologi informasi kebanyakan hate speech disebabkan over minded kalau sedah punya Facebook, twitter, email atau punya gadget keren sudah merasa orang yang melek teknologi & orang modern. Pemikiran itu tidak sepenuhnya salah karena memang teknologi informasi selalu berjalan maju diiringi dengan tool yang baru pula seperti gadget yang senantiasa terus berevolusi mengikuti perkembangan jaman namun dengan gadget yang modern pun tiada akan bermanfaat kalau otak (Akal & Pemikiran) & hati (Menentukan baik apa buruk) tidak diupgrade mengikuti perkembangan jaman.

Ingat teknologi itu bagian dari kehidupan yaitu selalu punya efek baik ataupun buruk semua tergantung user (pemakai) mau pilih yang mana, kalau user ingin menggunakan untuk tujuan baik banyak yang memberi manfaat seperti contoh kecil menjamurnya online shop & mempermudah sharing ilmu pengetahuan dan lain-lain. Nah kalau teknologi untuk sesuatu keburukan juga tidak kalah banyak sebab seiring kemajuan teknologi maka penipuan online, kasus pemerkosaan dan yang sedang ngehits sekarang hate speech lewat teknologi media komunikasi yang berkembang dengan yang lebih dikenal dengan sosial madia ini.

Oleh karena itu marilah dewasa bersosial media sebab semakin maju teknologi pasti akan diiringi aturan-aturan (hukum) yang mengatur regulasi teknologi agar tidak salah arah contoh nyata adalah aturan internet sehat & UU-ITE itu yang berlaku di Indonesia berbeda lagi aturan dinegara lain karena namanya hukum akan disesuaikan dengan lokasi dan budaya yang dihitung dampak buruk untuk negara yang bersangkutan.

Ini sekelumit penjelasan dari saya sebagai penulis kenapa mesti berhati-hati dalam menggunakan teknologi dan sosial media :

1. Sensor Provider & Negara

Gadget yang anda gunakan untuk berselancar di dunia sosmed itu tidak sepenuhnya aman dari sensor sebab apapun yang kita lakukan dalam beraktifitas selalu tercatat di operator seluler & provider layanan internet (ISP) dalam kurun waktu tertentu meskipun yang bisa membuka hanya negara (pemerintahan) dan orang-orang yng memang diberi akses untuk melihat data tesebut. jadi kalau anda merasa aman berbuat apa saja semau anda itu sama sekali salah karena aktivitas benr-benar tercatat dalam system recorder operator tau ISP. pertanyaan kenapa penipuan masih berkeliaran itu soalan lain semua karena regulasi kepemilikan kartu seluler yang sangat murah dan mudah di Indonesia jadi penipuan biasanya menggunakan kartu sekali pakai terus buang. Seandainya indonesia mirip singapura dalam regulasi aktivasi kartu seluler harus melaporkanpada pihak kepolisian mungkin penipuan akan hilang sebab orang tidak bisa beli aktivasi kartu kemudian dibuang setelah tidak digunakan meskipun ada Indonesia sudah menerapkan sistem registrasi kartu tapi itu masih kurang akurat sebab data acak saja bisa untuk aktivasi.

2. MAC Address

Gadget yang digunakan untuk bersosmed itu memiliki Ethernet Card yang menyimpan alamat MAC Address (Media Access Control Address) yaitu sebuah system pengalamatan dalam jaringan komputer bersekala kecil (Local) atau komplek (WAN) yang bersifat unique (hanya satu dan tidak ada redundancy (kembar) yang memiliki panjang 48 bit yang mampu membedakan user menggunakan gadget Laptop, PC Desktop atau menggunakan Handphone. System MAC Address juga menyimpan kode negara dimana Ethernet Card akan didistribusikan. memang tidak dengan adanya Sistem Mac Address akan aman sebab sebagian orang yang paham IT atau untuk High Level (Hacker) mampu memanipulasi data dalam MAC Address.

3. Routing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun