Mohon tunggu...
Hengky Dwi Cahyo
Hengky Dwi Cahyo Mohon Tunggu... Buruh - Tukang Nyeting Server Dell, HP, Sophos, Fortigate, Mikrotik dan Networking

CEO Hens Automotive Services - Bengkel Spesialis Electronic & Engine Mercedes Benz www.tokoplakat.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Asa Presiden Jokowi Menguasai Media dan Informasi

25 Oktober 2019   20:55 Diperbarui: 25 Oktober 2019   21:03 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Media dan sistem informasi memang cara efektif untuk membentuk opini publik maka siapa saya penguasa media dan sistem informasi maka dialah pemenang. Contoh kongkit adalah situs pencari terbesar saat ini yang begitu perkasa menguasai lebih dari 50% pencarian di sistem yang ada diinternet. 

Saat ini berjuta-juta manusia begitu tergantung dengan google ditambah semakin kuat dominasi sistem oprasi android yang search engine originalnya menggunakan script search engine google. Sebagai penguasa mesin pencarian maka google bisa dengan mudah membuat jaringan iklan terbesar didunia dan rasanya sangat sulit mengeser keperkasaan google saat ini. 

Semua bisa melihat bagaimana jaringan media google dan sistem indformasi yang canggih mampu mengangkat sistem oprasi android dan web browser chrome menjadi sistem oprasi dan web broser terbanyak dipakai manusia dikolong langit. 

Lihat raksasa masa lalu seperti nokia dan blackberry semua tumbang sembelih sama android, lihat kurang raksasa apa Microsoft yang sudah menelurkan internet explorer bahkan kala internet explorer lahir baby google saja belum ada namun saat ini internet explorer hanya dipakai sekali saat selesai proses instalasi sistem oprasi windows yaitu untuk mendownload google chrome.

Belajar dari google dan pemerintahan 5 tahun pertama rasanya memang tidak salah kalau saat ini Presiden Jokowi harus mampu menguasai sistem informasi dan media. 

Selama 5 tahun pertama Presiden Jokowi entah berapa kali harus kerepotan oleh media yang menyuarakan berita miring tentang beliau dan pemerintahannya. 

Bahkan proyek yang berhasil sudah di create serasa hambar karena informasi tidak sampai ke semua lapisan masyarakat lebih memilukan lagi hasil kerja berpeluh dan berdarah-darah hanya dianggap berita bohong oleh sebagian masyarakat. Ya inilah alam demokrasi bukan sebuah hal tabu kalau media bisa menjadi corong informasi nyaring yang biasa digunakan oleh para politikus untuk show up ataupun menjatuh lawan politik.

Jangankan hanya Bangsa Indonesia, bangsa semodern dan secanggih Amerika bisa menjadi terlihat seperti bangsa cupu kala sistem informasi dan media dikuasai oleh pihak lain. Bahkan sosok kontroversial Donald Trump merupakan sosok yang terlahir dan menetas dari kemampuan siapa saja yang mampu menguasai media dan informasi.

Beberapa hari yang lalu saat beauty contest menteri  sudah terlihat mana kala Presiden Jokowi memanggil Erick Thohir (Mahaka), Wishnutama (netTV) dan nadiem makarim (Gojek) ketiga penduduk Indonesia yang termasuk para manusia yang menguasai media dan informasi semua sudah kenal Erick Thohir adalah pemilik Mahaka Group yang menaungi media cetak, portal berita dan radio. 

Sama seperti Wishnutama beliau merupakan sosok dibalik sukses Trans Copr kemudian mendirikan stasiun TV sendiri dengan bendara NetTV nah sosok yang ketiga Nadiem Makarim memang bukan sosok pemilik media namun sosok yang mampu bermain dalam ketatnya persaingan dalam teknologi informasi. Jangan remehkan sosok Nadiem karena kesuksesannya dengan bendera Gojek maka Beliau memiki basis data yang sangat besar bukan hanya data driver namun juga data customer Gojek yang data mereka sangat-sangat berharga.

Proses beauty contest menjaring menteri selesai dilanjut dengan kejutan masuknya keluarga MNC group kedalam kabinet Presiden Jokowi yaitu Angela Tanoesoedibjo maka tidak salah kalau memang Presiden Jokowi ingin menguasai media & sistem informasi. Karena dengan menguasai media dan informasi maka beliau akan lebih tenang untuk  mengatur pemerintahan tanpa harus digebukin oleh media yang bersebrangan. Apalagi memegang media milik perorangan tidak semudah menguasai informasi berbasis internet kalau sistem informasi berbasis internet pemerintah bisa mudah sensor atau blok karena koneksinya sudah diatur sedemikian rupa namun media dan sumber informasi milik perorangan sangat sulit untuk diintervensi apalagi di alam demokrasi seperti saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun