Mohon tunggu...
Hengky Jita
Hengky Jita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis yang ingin memuliakan nama Allah Tritunggal.

Menulis untuk membagikan opini kepada masyarakat secara umum dan orang Kristen pada khususnya akan adanya peperangan rohani dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi di alam spiritual yang tidak kasat mata tapi nyata ada dan sangat besar dampaknya. Dengan demikian lebih membutuhkan meluangkan waktu berelasi dengan Allah Tritunggal demi meninggikan nama-Nya dan memuliakan Dia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Akan Selamatkah Manusia Sombong?

2 Desember 2022   12:32 Diperbarui: 2 Desember 2022   12:43 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pendahuluan

            Manusia sombong pasti masuk neraka bila tidak bertobat saat ajal menjemput. John Wesley mengatakan bahwa dengan benar-benar percaya kepada Kristus, akan memperoleh keselamatan. Lanjut Wesley, kepastian keselamatan diberikan bahwa Yesus telah menanggung dosa manusia serta menyelamatkan manusia dari hukum dosa dan kematian. Kehidupan seseorang yang sudah bertobat akan dipimpin oleh Roh dan mengalami proses pengudusan sehingga meninggalkan tindakan-tindakan pemenuhan keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yoh. 2:16). Werner Pfendsack dan H.J. Visch mengatakan dosa sedemikian kuat dalam hidup manusia, hingga tidak mampu melepaskan diri darinya.[1] Hati yang sombong adalah dosa (Amsal 21:4) dan upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Dalam perjanjian lama dapat dilihat kejatuhan manusia dalam hal kesombongan yaitu kejatuhan Adam dan Hawa dalam kesombongan di taman Eden, kejatuhan manusia dalam pembangunan menara Babel, kekalahan Goliat akibat kesombongan terhadap Daud, dan kesombongan Simson.

  

Kesombongan Menjatuhkan Manusia Ke Dalam Dosa Pertama

           Kesombongan Adam dan Hawa yang ingin memberontak dari Allah di taman Eden telah menjatuhkan manusia dalam dosa dan telah merusak hubungan dengan Allah. Iblis menggoda dan menipu Hawa dengan mengatakan dengan memakan buah pengetahuan baik dan jahat maka manusia akan bisa sama dengan Allah serta tidak akan mati. Adam dan Hawa digoda dengan kesombongan oleh Iblis sehingga manusia berontak kepada TUHAN Allah, yang berakibatkan manusia kehilangan kemuliaan Allah dan putus hubungan langsung dengan Allah yang Kudus. C.S. Lewis mengatakan "The Christians are right: it is Pride which has been the chief cause of misery in every nation and every family since the world began." Manusia ingin mempunyai kuasa seperti Allah dan ingin mempunyai otoritas sendiri bebas dari Allah, tanpa disadari tindakan ini menuju kepada pemberontakan terhadap sang Pencipta yaitu Allah Tritunggal.

          Akibat dari pemberontakan manusia dengan melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah pengetahuan baik dan jahat telah menyebabkan manusia kehilangan kemuliaan Allah dan tidak dapat berhubungan langsung dengan Allah lagi. Manusia dikutuk menjalani kehidupan yang susah yaitu harus mengupayakan pengelolaan tanah yang penuh kesulitan. Jiwa manusia telah mati, perlu restorasi hubungan melalui karya penebusan dosa oleh Kristus yang rela mati di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia. Bavinck menekankan dosa pertama manusia di taman Eden yang dilakukan Adam merupakan dosa asal manusia.[2] Dosa asal ini telah merusak hubungan manusia dengan Allah. Hal ini dilakukan Iblis dengan tujuan ingin menghancurkan kehidupan manusia dan tindakan ini merupakan aktifitas peperangan rohani pertama di bumi.

  

Kesombongan Pembangunan Menara Babel

           Pada jaman Babylonia, kesombongan pembangunan menara Babel oleh manusia telah dihadang oleh Allah karena Allah berkehendak manusia berserak memenuhi bumi bukan kumpul di satu titik seperti di Babel. Tujuan manusia membangun menara ini adalah untuk meninggikan diri atau mencari popularitas semata, dan tidak memuliakan nama TUHAN Allah.  Allah membenci orang-orang yang meninggikan diri atau berlaku sombong, karena itu Allah mengacaukan bahasa manusia (Kej. 11:7).  Menara Babel tersebut tidak berhasil dibangun seperti yang mereka rencanakan, yaitu puncaknya sampai ke langit (Kej. 11:4), sebab Allah telah mengacaukan bahasa mereka ke dalam berbagai bahasa. 

          Di sepanjang zaman banyak orang sangat haus akan ketenaran dan popularitas.  Dengan kemampuan yang dimiliki manusia berusaha meraih banyak hal, dan cenderung menjadi sombong serta lupa diri saat hal itu terjadi.  Itulah awal kejatuhan manusia saat mulai menyombongkan pencapaian atau keberhasilan dirinya. Semua pencapaian manusia adalah seijin dan bersumber dari Allah semata. Firman Tuhan menegaskan,  TUHAN membenci mata yang sombong dan merupakan kekejian bagi hati-Nya (Amsal 6:16-17). Orang yang takut akan TUHAN pasti membuang sikap penyombongkan diri kepada orang sekitar.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun