Mohon tunggu...
Yogie
Yogie Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

suka cerita | kopi | berimajinasi tentang bumi manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kirana

30 November 2024   05:00 Diperbarui: 30 November 2024   03:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber Gambar. Dokpri 

Kirana, kitong peluk ego masing-masing. Berlari bersamanya dan menjadikan seperti Tuhan. Kitong nyaman dengan kesenangan semu. Kenapa seperti itu, hal yang istimewa dalam kehidupan adalah manusia harus mati? kitong lupa semua, hilang dalam gelombang kesenangan, kabarin pun jarang, bahkan perlahan terbawa seperti air di muara. Kitong hilang dalam dunia kapital. Otak kita ditutupi selimut berlian duniawi, Tuhan kita tidak mengharapkan itu, kau tau itu kan? Cukup, Kirana. kitong akhir saja di pelabuhan Gilimanuk, Penghubung antar hati manusia dan dewa, seperti bumi dan langit tak akan bersama.

Gilimanuk 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun