Mohon tunggu...
Hengki Mau
Hengki Mau Mohon Tunggu... Teknisi - Membaca Manusia Sebagai Kisah

Pemburu Berita, Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa yang Kita Tanam itu yang Kita Tuai

12 Maret 2023   19:53 Diperbarui: 12 Maret 2023   20:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam menjalani kehidupan ini seringkali kita mengalami pergolakan batin oleh karena dicemooh, dihina, dicela, dan diremehkan oleh orang lain, apalagi yang melakukannya adalah keluarga, teman dekat, teman kerja yang sehari-hari selalu bersama dalam satu lembaga, atau organisasi tertentu.

Para pembaca yang budiman, cemoohan, hinaan, celaan, dan sering diremehkan oleh orang lain merupakan bagian dari perjalanan hidup. Semua itu merupakan suatu proses pendewasaan diri kita sebagai manusia dalam menjalani kehidupan ini, dan apapun yang dikatakan orang lain tentang kita selagi itu bukan diri kita yang sebenarnya biarkanlah itu terjadi sesuai dengan keinginannya.

Para pembaca yang budiman dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan orang mengatakan bahwa lidah itu tidak bertulang dan tajam melebihi pedang, iya itu memang benar karena dengan lidah orang bisa membolak-balik fakta, yang benar menjadi salah begitu pun sebaliknya yang salah menjadi benar.

Mengapa demikian, karena lidah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang berfungsi sebagai Indra perasa yang bergerak sesuai keinginan pikiran seseorang untuk mengutarakan sesuatu yang baik maupun tidak, sebagai contoh ungkapan kalimat yang merendahkan orang lain keluar dari mulut seseorang, dapat membuat orang tersinggung bahkan sakit hati yang berkepanjangan, contoh ini merupakan bagian dari fungsi lidah.

Oleh karena itu para pembaca yang budiman dalam mengungkapkan segala sesuatu sebelum mengungkapkan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan orang lain sebaiknya berpikir dulu dampaknya apakah yang di ucapkan ini dapat diterima oleh orang lain atau tidak.

Para pembaca yang baik seringkali dalam kehidupan pergaulan kita sehari-hari dapat kita temukan, banyak orang menganggap dirinya lebih hebat, pintar, mengetahui berbagai hal dan bahkan menganggap orang lain tidak ada arti dimatanya hingga ia menceritakan hal-hal yang sebenarnya bukan yang dilakukan oleh orang itu, dirinya mempengaruhi orang lain agar ikuti kemauannya untuk turut dalam permainannya agar orang-orang tersebut menjauh dan tidak diperbolehkan untuk bergaul dengan orang itu.

Para pembaca yang budiman ini adalah realita yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, dan hal ini terjadi dalam diri kita, jika jadi salah satu pelaku yang menghina maka sadarlah bahwa apa yang kita lakukan kepada sesama kita yakni menghina, mencemooh, menceritakan kejelekan, meremehkan, menjatuhkan derajat dan martabat orang lain itu mencerminkan tabiat pelaku itu sendiri, maka waspadalah dan berhati-hati terhadap orang seperti ini karena apa yang dikatakannya belum tentu benar dan sesuai.

Para pembaca yang baik jikalau kita adalah korban yang dihina maka tunjukkanlah kesabaran terhadap semua hinaan, cacian, makian dan sikap meremehkan diri kita itu akan semakin bertambah nilai kebaikan kita, jangan pernah patah semangat, apalagi putus asa hanya karena cibiran dan hinaan itu.

Para pembaca yang budiman ketika seseorang menghina, mencemooh, meremehkan,merendakan bahkan mencaci kita itu adalah sebuah pujian karena selama ini mereka menghabiskan banyak waktunya untuk memikirkan kita disaat kita tidak memikirkan mereka. Bila hal tersebut diatas terjadi kepada diri kita maka katakanlah_" wahai kamu yang telah menghinaku, mencemoohku, menjatuhkanku, memperolok aku, meremehkanku, terimakasih karena setiap kata yang terucap dari mulutmu, adalah cambuk yang akan membuatku menjadi kuat dan semakin lebih maju daripada kamu. Dan aku yakin ada kesedihan dalam dirimu dibalik hinaan, cemoohan yang kamu ucapkan kepadaku.

Para pembaca yang baik hilangkanlah perasaan iri, dengki, dan lainnya dalam diri ubahlah dengan berbuat baik karena perbuatan baik akan menimbulkan kebahagiaan yang hakiki karena segala perbuatan apapun yang kita perbuat pasti akan kembali kepada diri kita.

Para pembaca yang baik marah ketika dihina mungkin manusiawi, tetapi akan jauh lebih luar biasa jika kita bersabar dan tidak mudah terpancing amarah. Dan tidak semua mestinya simpan di hati, dihina senyum, di cela tertawa, dibenci, direndahkan dan diremehkan jangan peduli, karena dia yang membencimu itu, sebenarnya orang yang paling iri pada kehidupanmu, dia ingin menjadi sepertimu namun dia tidak mampu oleh karena kemampuannya terbatas.


Semoga bermanfaat


Hengki Mau.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun