Mohon tunggu...
Hengki Mau
Hengki Mau Mohon Tunggu... Teknisi - Membaca Manusia Sebagai Kisah

Pemburu Berita, Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Topeng dan Diri Sejati

2 Maret 2023   11:03 Diperbarui: 2 Maret 2023   11:13 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa itu Topeng ?

Topeng adalah suatu ukiran atau gambaran yang dibuat oleh orang yang berjiwa seni, yang di bentuk serupa dengan wajah manusia berdasarkan imajinasi sang seniman itu sendiri. Topeng merupakan wajah lain yang dipakai untuk menutupi wajah asli kita.

Dalam menjalani perjalanan hidup sehari-hari sejak masa kanak - kanak, masa remaja, masa muda hingga dewas dan menjadi tua, hidup dan berbaur ditengah masyarakat kita lebih banyak memakai topeng dari pada menampilkan wajah kita yang sesungguhnya, yakni wajah yang sejati, wajah asli yang memancarkan aura keaslihan kita yakni " Aku adalah diriku dan diriku adalah aku" yang keduanya tidak dapat dipisahkan dalam tubuh diri kita.

Kita juga sering menampilkan kepalsuan wajah keaslian diri kita di hadapan orang- orang yang kita jumpai yang merupakan bagian dari sesama saudara kita dalam lingkungan di mana kita berada, tidak adanya ketulusan dan ketidak jujuran dalam diri kita untuk mengungkapkan jadi diri yang sesungguhnya kepada sesama yang ada di sekitar kita. Inilah bentuk kepalsuan yang ada dalam topeng diri sejati kita.

Para pembaca yang budiman mungkin sangat sulit bagi kita untuk menjadi diri sendiri, karena masing -masing orang mempunyai karakter dan peribadi yang berbeda. Kadang kita berpikir bahwa kita perlu menemukan diri kita sendiri untuk menjadi diri yang sempurna namun dalam perjalanan menemukan diri sendiri kerap menimbulkan tekanan bagi orang lain, oleh karena kita diharuskan untuk menempuh rintangan perjalanan panjang yang sangat menantang untuk menguji keberanian dan komitmen kita untuk menerima diri kita sendiri.

Satu hal yang di temukan bahwa bagian penting dari menjadi diri sendiri adalah menghapus topeng-topeng dari siapa diri kita, seperti berhenti berpura-pura bahwa kita selalu bahagia, selalu memiliki jawaban ketika orang bertanya, dan telah mengetahui semuanya, atau melepaskan kepura-puraan, tidak perna mengalami ketakutan ketika ada ancaman atau membela diri dan berkata bahwa orang-orang tidak menyakiti hati kita.

Para pembaca yang budiman kepura-puraan diatas dilakukan agar kita ingin disukai, diterima, dimiliki, dan cenderung untuk menyembunyikan sisi asli diri kita dari orang lain karena kita hanya ingin menampilkan sisi-sisi yang terbaik saja. Kita ingin orang melihat kita seperti apa yang kita anggap sebagai yang paling diinginkan, paling berbakat, paling cerdas, paling kuat, paling bijaksana, paling lucu dan masih banyak lagi yang ada dalam diri peribadi kita.

Dalam menutupi diri kita yang sebenarnya, kita hanya menampilkan sebagian dari diri kita sendiri (bagian sisi terangnya, sedangkan sisi gelapnya masih samar-samar). Tanpa sadar kita telah mendirikan hambatan buatan, yang dibangun di atas rasa takut bahwa orang akan melihat kekurangan kita, ini merupakan suatu hambatan yang benar-benar memblokir otentik diri kita.

Di sisi lain, keberanian untuk menunjukkan sisi negatif kita -- kerentanan, ketidak amanan, ketidak nyamanan, dan kelemahan kita akan menjadi lebih mungkin untuk membantu kita menjalin hubungan yang lebih dalam oleh karena kita dapat melepaskan kepura-puraan kita.

Para pembaca yang budiman jika kita melepaskan gagasan yang bukan siapa kita untuk melepaskan hambatan internal, menampilkan siapa diri kita untuk berubah dari keinginan untuk menyenangkan orang lain agar memberikan persetujuan, mencintai kita, menuju pemahaman bahwa jika orang tidak menyukai kita seperti apa adanya maka mereka akan pergi dari kehidupan kita, dan akan memberikan ruang untuk orang-orang yang menyetujui dan mencintai kita apa adanya dan menjadi lebih nyaman terhadap diri kita sendiri.

Apa itu Diri sejati ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun