Mohon tunggu...
Henggar Budi Prasetyo
Henggar Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Administrasi - Travelers

Bandung, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Semarang Sambut Positif "Pilot Project" Pipa Gas Rumah Tangga Tambak Aji

24 Mei 2015   21:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Konversi dari BBM (Bahan Bakar Minyak) menjadi Gas dalam rumah tangga telah berjadi bertahun-tahun yang lalu. Bahkan masyarakat sekarang telah lupa dengan BBM sebagai konsumsi rumah tangga dikarenakan terbukti gas lebih efektif dan efisien dalam segala hal serta terbukti menimbulkan polusi yang terbilang rendah.

Akan tetapi, ketika masyarakat telah bergantung pada energi gas. Justru saat ini timbul permasalahan baru, yaitu: kelangkaan gas di pasaran. Terkhusus untuk ukuran 3 Kg (subsidi) yang ditujukan bagi kalangan kurang mampu. Kelangkaan gas 3 kg dipasaran sendiri disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: permintaan tidak sebanding dengan persedian hal tersebut dikarenakan penggunaan gas subsidi oleh kalangan industri yang sebenarnya ditujukan kepada kalangan rumah tangga. Selain itu rantai distribusi yang terlalu panjang berakibat pada timbulnya inefektifitas dan inefisiensi, seperti: cuaca buruk, penimbunan, dan berbagai bentuk kecurangan.

Terobosan terbaru dikeluarkgan oleh PGN (Perusahaan Gas Negara), yaitu: pengembangan pipa gas untuk konsumsi rumah tangga. Salah satu pilot project yang dikembangkan oleh PGN dimana telah terdapat t 100 pelanggan rumah tangga di Perumahan Wahyu Utumo, Tambakaji, Ngaliyan, Kota Semarang. Informasi ini didapat penulis dari observasi pada kantor regional PGN Semarang. Digali informasi lebih lanjut, usut punya usut keberadaan pipa gas untuk konsumsi rumah tangga dan idustri ternyata telah ditemukan di kota Semarang sejak jaman kolonial Hindia Belanda.

Wow ... Kota Semarang dalam hal ini tergolong memiliki sejarah maju. Dan kini PGN mencoba menghidupkan pipa gas warisan pemerintah kolonial Hindia Belanda.  Optimisme PGN dan warga Semarang sambut pipa gas Semarang juga diikuti dukungan dari Gubernur Jawa Tengah "Ganjor Pranowo" dalam tataran eksekutif. Ganjar Pranowo mendukung pembangunan dan pengembangan pipa gas dikarenakan terbukti mampu memotong alur distribusi sehingga lebih efektif dan efisien (tribunews/ kota Semarang, 2015).

Penulispun setuju dengan ide PGN serta pendapat Ganjar Pranowo tentang efektifitas dan efisiensi dengan dibangunya jalur pipa gas. Di dalam hal ini penulis juga memiliki pendapat. Terkait kelangkaan gas 3 kg, sekiranya pipa gas kedapan dapat dijadikan solusi. Adanya pipa gas memungkinkan setiap rumah tangga merencanakan tingkat konsumsi gas setiap bulan yang kemudian disesuaikan dengan tingkat pendapatan keluarga sehingga kedepan kebijakan kuota dan subsidi dapat ditetapkan kepada masyarkat. Bisa dibayangkan jika pipa gas terealisasi, terkhusus di kota Semarang pada tahap awal. Pasti kelangkaan tinggalah bayang-bayang bagi masyarakat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun