Mohon tunggu...
Hendy Mustiko Aji
Hendy Mustiko Aji Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Universitas Islam Indonesia

Dosen di Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Disruptive Innovation" Penghancur Pasar Konvensional

31 Desember 2017   08:57 Diperbarui: 31 Desember 2017   13:10 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini adalah eranya disruptive innovation yang mengakibatkan market disruption. Market disruption maksudnya keadaan dimana persaingan dalam industri berjalan tidak semestiya. Gejalanya dapat dilihat dari turunnya daya beli secara drastis. Disruptive innovation lah dalang dibalik semua ini, karena 'ulah' nya, pasar dan jaringan nilai yang baru tercipta untuk mendisrupt (menghancurkan) cara-cara tradisional.

Sebetulnya sudah menjadi hal yang wajar jika sesuatu yang lama diganti dengan sesuatu yang baru. Ketika sesuatu yang lama diganti dengan sesuatu yang baru, akan selalu ada orang-orang yang tidak siap, yang asyik tidur dalam zona nyamannya. Saat dibangunkan dari tidurnya, banyak yang tak terima dan malah marah-marah.

Lihatlah Kodak yang kira-kira sudah 20 tahun 'tidur' nyenyak dan nyaman dalam kejayaan. Ketika 'dibangunkan' dari tidur nyenyaknya, ia tak terima dan marah-marah. Dalam tidurnya, Kodak masih dalam mimpi indah bersama Kamera Roll, tidak mau dibangunkan oleh kenyataan bahwa orang-orang mulai beralih ke Kamera Digital. Kodak pun bangun dari tidur dan mimpi indahnya, tapi sayang bangunnya sudah kesiangan. Bangun kesiangan dalam bisnis bermakna kematian. Dari tidur nyenyak menjadi tidur selamanya bersama kamera roll yang jadi bidadari mimpinya.

Pasar kamera pun berjalan tidak semestinya (tidak umum), yang seharusya perusahaan Kamera bersaing dengan sesama perusahaan kamera, namun sekarang, mereka malah bersaing dengan perusahaan Smartphone! Yes, Smartphone mendisrupt pasar perusahaan kamera.

"Mau foto gak usah beli kamera, beli smartphone saja, bisa foto sekaligus chatting dan main game!"

Sudah banyak contoh-contoh lain dari market disruption sekarang ini. Netflix di Amerika tidak memiliki studio bioskop, tau-tau jadi ancaman bagi perusahaan bioskop. Go-Car tidak punya armada taksi tau-tau jadi ancaman perusahaan Taksi nasional. BukaLapak dan Tokopedia tidak punya gudang retail tahu-tahu bisa menggulung tikar beberapa peritel dan department store besar.

Perubahan itu nyata, bukalah mata. Itu adalah fenomena yang sudah terjadi dari dulu. Kita saja yang tidak mau membuka mata, lebih suka nyenyak menutup mata. Maka, yang harus dilakukan adalah keluar dari zona nyaman dan mulailah berpikir visioner. Bersiap selalu untuk perubahan.

Suatu saat nanti bukan tidak mungkin industri perguruan tinggi (universitas) pun hancur terdisrupt oleh industri kursus bersertifikasi. Mau jadi ahli IT tidak perlu kuliah di Universitas, ambil saja kursus komputer yang bersertifikasi. Mau jadi ahli keuangan tidak perlu kuliah di Universitas, ambil saja sertifikasi ahli keuangan, lebih murah simpel dan terfokus!

Coba tanya para mahasiswa yang sudah lulus dari universitas, berapa persen sih ilmu yang mereka dapatkan dari kampus?

Ngakunya lulusan jurusan manajemen keuangan, tapi disuruh membuat laporan keuangan menggunakan Ms. Excel saja banyak yang tidak bisa! Ditanya definisi manajemen keuangan saja planga-plongo.

Ngakunya lulusan jurusan manajemen pemasaran, ditanya strategi STP saja membutuhkan waktu untuk berpikir sekelas pentium 1!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun