Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berlibur: Sarana Menyatukan Berbagai Suasana Hati

4 Agustus 2019   14:47 Diperbarui: 4 Agustus 2019   18:11 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita selalu saja disibukkan oleh berbagai persoalan, baik itu kerja dari Senin sampai Jumat, belum lagi Sabtu dan Minggu yang nyatanya bukan milik kita sendiri (katakanlah sudah berkeluarga, anak masih kecil, atau swasta).

Berbagai kegiatan yang memonopoli hidup kita selama seminggu tadi pun tanpa sadar telah menjadikan kita pribadi yang dingin. Kita lupa untuk bersenang-senang karena tidak tahu lagi hal apa yang harus dikerjakan agar bisa senang. Penat sebenarnya, ada hal yang hilang dalam hidup kita. Ada sesuatu yang kita sendiri tidak tahu itu apa, namun ktia merasa kita sedang kehilangan sesuatu dan kita sangat membutuhkannya.

Kedinginan kita biasanya akan tampak ketika kita kedatangan tamu, entah itu teman atau keluarga kita. Apa yang biasa kita lakukan? Penulis mencoba mengurutkan beberapa kemungkinan yang mungkin dilakukan oleh Pembaca dari yang "baik" sampai yang mungkin "kurang baik" (penilaian subjektif Penulis) sebagai berikut:

  1. Melayani dengan penuh perhatian berbagai pembicaraan (artinya ada feedback);
  2. Menyediakan minuman dan cemilan;
  3. Menyanggupi atau menyetujui usul/permintaan pertolongan si tamu;
  4. Tamu bicara apa, tuan rumah mikir pekerjaan apa yang belum diselesaikan, sehingga tuan rumah tidak memeprhatian dengan sungguh-sungguh apa yang dikatakan si tamu;
  5. Tetap bekerja seperti biasa  tamu disilahkan mau apa, sambil sedikit-sedikit meresponi apa yang dikatakan;
  6. Melayani secara cuek berharap tamu itu cepat-cepat pergi, supaya bisa kembali bekerja;
  7. Pesan ke pembantu kalua ada orang datang bilang ndak ada orang di rumah;
  8. Tutup pintu rumah supaya tidak ada yang bertamu.
  9. Isi sendiri

Kita sering ketika datang ke rumah seseorang, kita menjadi pribadi yang lepas, bisa bicara banyak hal dan terbuka penuh perhatian. Namun mengapa hal serupa tidak dapat kita lakukan apabila kita sedang berada di rumah sendiri?

Rutinitas kerja? pribadi si tamu? Atau situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan?

Delapan poin di atas ternyata juga berlaku kepada diri kita yang dalam kehidupan bertetangga tidak mungkin menjadi tuan rumah terus menerus, kadang kita juga menjadi tamu. Ketika bertamu barulah kita sadari bahwa tuan rumah juga bersikap serupa kepada kita, kita terluka. Barulah kita sadar bahwa kita pernah melakukan apa yang tidak seharusnya kita lakukan kepada tamu kita.

Memang pada kenyataannya, pihak yang berkunjung (menjadi tamu) memang memiliki kondisi dan situasi yang memungkinkan dia untuk keluar rumah mencari teman (sedang tidak ada/minim kegiatan), sedangkan pihak yang dikunjungi (menjadi tuan rumah) keseringan adalah pihak yang kondisi dan situasinya tidak memungkinkan dia untuk pergi ke rumah orang lain. Ya satu dua hal mungkin kondisi di atas sama persis, karena malaskah, karena memang tidak mau.

Pertanyaannya, bagaimanakah kedua pihak dapat menjalin satu komunikasi yang ideal? Komunikasi yang tidak ditengahi oleh keadaan yang mengganggu tadi?

Jawabannya adalah dengan 'berlibur bersama'.

Saat berlibur, seseorang tidak dibebani dengan tugas sehari-harinya, tidak juga dibebani dengan kejar target seperti hari sebelumnya. Berlibur adalah mengasingkan diri dari rutinitas tekanan harian kepada suatu keadaan yang riang tanpa tekanan. Kita butuh berlibur untuk merefresh diri kita supaya menjadi segar kembali walau kita tahu setelahnya kita akan tertekan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun