Sebuah pertanyaan "Mengapa kita harus berperan di tengah bangsa ini?" hm... bisa jawab? Aku beri 10 detik deh untuk jawab... satu... dua... tiga... empat... ya udahlah.
Masih bingung? Oke deh Aku akan sederhanakan lagi, kali ini benar-benar sederhana. Pertanyaannya jadi begini "Mengapa kamu harus berguna bagi orang lain?" nah, lebih simpel kan. Sekali lagi, bisa jawab nggak? Hm... kalau ga bisa, lanjutin bacanya.
Mungkin ga ada jawaban yang mutlak untuk menjawab pertanyaan di atas. Jawabannya pun bisa macem-macem tergantung suasana hati.Â
"Mengapa kamu/kita harus berguna bagi orang lain?" Sebenarnya bukan berguna tidak bergunanya sih yang menjadi permasalahan, tetapi 'orang lainnya itu loh siapa dulu. Kita kenal nggak sama dia? Dia ramah nggak dengan kita? Apa yang sudah dia lakukan sampai-sampai kita harus baik sama dia? Eh harus berguna, eh berperan... eh... ya apalah gitu.
Yang menjadi masalah adalah kepada siapa kita harus berguna. Tentunya jika orang itu adalah orang yang kita cintai, wow.... Yang disayang maksudnya. Merugi pun kita tidak merasa rugi.Â
Benar nggak? Berkorban bantuin dia juga ndak merasa itu buang-buang waktu. Ciyeeee yang pernah bantuin pangeran/tuan puteri idamannya, pura-pura bilang nggak papa... nggak berat, nggak menganggu. Halah.
Sama halnya dengan berperan bagi bangsa. "Mengapa kita harus berperan bagi bangsa Indonesia?" Hm... apa ya? Pinjam jawaban di atas, sekali lagi bukan masalah berperan bagi Indonesianya, tapi Indonesia itu negara apa dulu. Jika ditanya, kebanyakan dari kita pasti menjawab buat apa?Â
Negara yang nggak maju-maju, negara yang segala sesuatunya selalu dibikin ribet, nggak tertib, demo-demo ribut agama melulu, yang nggak ngerti Pancasila dijadikan Duta Pancasila, film-film produksi dalam negeri juga jelek, kebanyakan acara pertelevisian yang kurang mendidik, dan segudang kejelekan lainnya.Â
Ya, bila benci, tetap aja negeri ini nggak akan ada bagus-bagusnya di mata kita. Jika kita tidak menemukan keindahan terhadap bangsa kita sendiri, bagaimana kita bisa cinta? Kita hanya melihat kejelekan.