Mohon tunggu...
Hendy Adinata
Hendy Adinata Mohon Tunggu... Freelancer - Sukanya makan sea food

Badai memang menyukai negeri di mana orang menabur angin | Email: hendychewadinata@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis

7 Poin Aturan Fair dalam Menyampaikan Opini Jelang Pilpres 2019

16 Agustus 2018   21:30 Diperbarui: 16 Agustus 2018   21:50 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kurang dari tiga belas jam lagi, negeri ini sudah akan genap berusia 73 tahun. Pemandangan terasa lebih spesial karena di tiap-tiap rumah sudah tergantung Bendera Merah Putih. Panggung-panggung bermunculan guna memeriahkan hari kemerdekaan, pohon pinang untuk dipanjat sudah disiapkan, tali tambang, karung, kerupuk dan berbagai macam perlombaan telah menanti masyarakat. Anda sudah mendaftar belum mau ikut lomba yang mana?

Selain perlombaan di atas, perlombaan penting lainnya adalah Asian Games yang akan dimulai pada dua hari lagi dan saat ini pun sudah dimulai dengan pertandingan bola (malam tadi Indonesia vs Palestina). Harga diri bangsa dipertaruhkan dalam perlombaan ini. 

Perlombaan yang maha penting sejatinya telah menanti masyarakat Indonesia di tahun 2019. Tahun depan ada "perlombaan" memenangkan kursi Presiden dan Wakil Presiden, antara pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin vs Prabowo-Sandi. Perlombaan ini amat menentukan bagaimana dan mau dibawa ke mana Bangsa Indonesia 5 tahun ke depan. Indonesia ini mau jadi apa, singa atau kucing?

Dalam sebuah pertandingan olahraga, kita butuh aturan yang fair, wasit yang fair, dan sikap olahragawan yang fair pula. Sama halnya dengan Pilpres yang akan datang juga harus disikapi dengan fair oleh kedua kubu, supaya didapati pemenang yang sejati, pantas, terpuji, dan amanah. Sehingga kedua pihak sama-sama puas (walaupun ada pihak yang tidak akan bisa puas, seringnya mereka adalah pendukung setia).

Siapa pun yang memang, penulis berharap mereka dapat bermain fair selama delapan bulan ke depan. Entah itu untuk meyakinkan masyarakat, mencari dukungan, dan kepercayaan. Penulis hanya berharap dengan sederhana, kedua pihak bermain fair dalam menyampaikan opini. Sebaiknya Kedua pihak perhatikan betul bahwa masing-masing kubu tidak boleh/ jangan membicarakan sesuatu yang:

1.Tidak Anda ketahui

Kedengarannya sederhana, tapi menjelang hari itu tiba banyak pihak yang muncul sebagai pakar. Pertanyaannya, sekolahnya kapan, datanya dapat dari mana, sumbernya siapa, anehnya dirinya sendiri masih sedang mimpi. Menebarkan hoax/ kebohongan berarti tidak fair. Termasuk yang suka kirim-kirim pesan berantai suatu informasi yang isinya heboh tapi belum falid. Hati-hati Anda.

2.Fitnah

Black Champaign menyebarkan dengan sengaja sebuah kebohongan kepada publik perkotaan, bahkan orang-orang di pelosok. Kebalikan dari poin pertama dan lebih merusak. Yang ini bukan tidak fair lagi, tapi melampaui itu. Ini cara yang paling hina.

3.Bicara sesuatu dengan tidak tuntas

Ibaratnya sesuatu yang rumit, panjang kali lebar tapi tidak dijelaskan dengan komplit. Atau memaksakan di waktu yang singkat untuk bicara hal yang kompleks itu sangat tidak baik, apalagi tidak selesai dalam waktu beberapa menit. Bukankah itu hanya akan membuat bingung dan tidak tercapainya pengertian. Lebih baik sediakan wadah khusus yang membahas soal itu sampai tuntas. Bisa jadi pihak ini juga bohong, tidak mengerti tapi membangun asumsi kecil-kecil, ngomong sepenggal-sepenggal menutupi ketidakpahamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun