Mohon tunggu...
Hendry Sianturi
Hendry Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia yang miskin wawasan.\r\n"corgito, ergo sum; Aku berpikir maka aku ada"

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menarik, Ada Pementasan Teater Jepang

25 September 2014   00:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah paparan cahaya panggung, kedua pembawa acara yang mengenakan pakaian khas Jepang, Kimono dan obi, sabuk pinggang, membuka pertunjukan. Mereka berkomunikasi dengan penonton menggunakan dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Jepang. Sesekali mereka juga melepas lelucon sehingga mengundang gema tawa seisi GOR Bulungan, Jakarta Selatan (20/09).

my doc. Presenter Menyapa salah satu pemain teater

Pertunjukan mengangkat tentang sosio-historikal Jepang. Naskah teater, berjudul Haruka, yang ditulis oleh Rizky Aurelia Putri. Kendati pertunjukan bernuansa Jepang, para pemainnya tetap berasal dari Indonesia yaitu, mahasiswa jurusan Sastra Jepang, UI dan menggunakan Bahasa Indonesia. Setiap dialog, diterjemahkan ke dalam subtitle Bahasa Jepang melalui pantulan proyektor yang terletak di samping panggung.

Pementasan Haruka berdurasi dua jam dan berlangsung dalam dua bagian. Bagian pertama menceritakan tentang awal mula Haruka mengenal Kamiko, lalu menjadi pembunuh berdarah dingin. Pada bagian dua, Haruka membunuh semua orang yang menghalanginya, mendekati Kamiko. Berikut sipnosis pertunjukan Haruka:

***

Setelah kedua presenter selesai memberitahu aturan pertunjukan kepada penonton, lampu panggung padam. Sekonyong-konyong, terdengar gemuruh suara langkah kaki orang sambil berteriak dari belakang kursi penonton. Mereka berlari menuju panggung dengan langkah yang beradu cepat.

Setelah sampai di atas panggung, lampu menyala dan tampak sebatang pohon sakura yang daunnya sedang berguguran. Di sampignya, telah berdiri 6 samurai yang saling mengancungkan Katakana. Tiga samurai berpakaian putih hitam dan tiga lagi berpakaian hitam-hitam. Diiringi genderang musik instrumen, mereka saling menghunus pedangnya.

Satu persatu, samurai tewas dan akhirnya tinggal dua orang samurai yang bertahan. Di akhir pertarungan kedua samurai ini pun akhirnya tewas. Tidak ada samurai pun yang bertahan. Setelah dua samurai tersebut tersungkur bersama daun sakura, lampu kembali padam. Adegan awal tersebut, berlangsung sekitar 10 menit dan berhasil mengajak para penonton masuk ke dalam jalan cerita selanjutnya.

Pertunjukkan dilanjutkan dengan adegan pengenalan tokoh utama, Haruka. Gadis manis ini berasal dari keluarga kerajaan. Ayahnya seorang penguasa yang sedang berperang dengan satu kerajaan. Meski anak tunggal, Haruka sering mendapat intimadasi dari ayahnya karena ayahnya merasa menyesal melahirkan seorang putri, bukan seorang putra yang dapat melanjutkan kerajaan. Karena itu pula, ayah Haruka seriing menyalahkan ibu Haruka.

Suatu ketika, Haruka dibentak oleh ayahnya karena, dia telah menumpahkan minuman ke tamu ayahnya. Selain memarahi, Haruka juga ditendang oleh ayahnya. Haruka sering sedih dan menaingi terisak-isak atas penderitaannya. Karena itu, Haruka kabur dari rumahnya dan menuju satu taman.

Di taman itu, dia bertemu dengan Kamiko. Pada Kamiko, Haruka curhat tentang kekejaman ayahnya. Kamiko pun merasa empati dan menasehati Haruka. Saat itu Haruka merasa memiliki sahabat baru. Dia merasa nyaman bersama Kamiko. Ketika mereka berdua di taman, Kamiko sempat mengatakan, "Orang jahat lebih baik mati". Kalimat inilah yang selalu terngiang di dalam benak Haruka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun