Mohon tunggu...
Hendro Adrian
Hendro Adrian Mohon Tunggu... Insinyur - Penggemar 'Dream Theater'

Pecinta cerita 'mountaineering'

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Strategi Baru Meksiko Melawan Kartel Narkoba yang Efektifitasnya Segera Diuji

11 Januari 2019   00:43 Diperbarui: 18 Januari 2019   11:58 2266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Militer Meksiko berjalan di sekitar lokasi pembakaran 20 ton kokain yang siap diselundupkan ke Amerika (Sumber: theguardian.com).

Masalah klasik yang selalu terjadi di wilayah perbatasan negara adalah penyelundupan. Amerika dan Meksiko yang dipisahkan oleh garis perbatasan sepanjang 3150 km juga mempunyai sejarah panjang dalam masalah ini. 

Penyelundupan dari Meksiko ke Amerika atau sebaliknya sudah terjadi sejak tahun 1850-an, tapi baru mulai marak sejak 1920. Pada tahun itu, Amerika mulai memberlakukan undang-undang pelarangan alkohol, sehingga alkohol menjadi primadona barang selundupan. Setelah undang-undang tersebut dicabut pada tahun 1933, ganti narkoba - waktu itu hanya marijuana dan heroin - yang menjadi primadona barang selundupan. 

Menjelang akhir 1960-an, penyelundupan narkoba ke Amerika mulai dilakukan dalam skala besar. Meski operasi pembakaran terhadap ladang-ladang marijuana, opium dan narkoba 'siap selundup' lainnya terus dilakukan aparat, bisnis narkoba justru semakin semarak. Nilai transaksi yang dihasilkan kartel dari bisnis narkoba setiap tahun diperkirakan berkisar antara 19 hingga 29 milyar USD (266 hingga 406 triliun Rupiah), hampir lima kali lipat nilai APBD DKI 2018. 

Bersamaan dengan itu, tingkat kekerasan di berbagai wilayah Meksiko juga mengalami peningkatan. Puncaknya sejak bos besar kartel Guadalajara, Felix Gallardo, ditangkap pada April 1989, semuanya menjadi tidak terkendali (Baca : Meksiko, Negara Yang "Dikuasai" Kartel Narkoba). 

Untuk mengatasi situasi, pada Desember 2006 Felipe Calderon - presiden waktu itu - melancarkan Operasi Michoacan. Namun operasi ini berakhir dengan kegagalan, padahal sudah melibatkan lebih dari 45.000 personil militer, berlangsung selama hampir 12 tahun, menghabiskan biaya sekitar 55 milyar USD (770 triliun Rupiah) dan jumlah korban terbunuh lebih dari 272.000 orang (Baca : Operasi Michoacan, Strategi Gagal Meksiko Melawan Dominasi Kartel Narkoba). 

Operasi Michoacan bukan hanya gagal memberangus aktifitas ilegal kartel-kartel narkoba dan mengembalikan tatanan sosial masyarakat ke kondisi semula, tetapi justru melambungkan intensitas tingkat kekerasan disertai makin bervariasinya jenis kejahatan yang berhubungan dengan kartel. Lebih dari semua itu, yang paling memilukan adalah jumlah korban terbunuh yang selalu meningkat setiap tahun, hingga mencapai lebih dari tiga kali lipat dibandingkan saat tahun pertama operasi diberlakukan. 

2018 Menjadi Tahun Terburuk 

Tahun 2018, yang merupakan tahun terakhir periode pemerintahan Presiden Pena Nieto, merupakan puncak dari segala macam kekerasan dan kejahatan kartel yang terjadi di hampir seluruh wilayah Meksiko. 

Setelah hampir semua bos kartel narkoba yang tercantum dalam daftar Calderon sebagai 'paling dicari' berhasil diringkus atau ditembak mati, lonjakan eskalasi tingkat kekerasan justru terjadi dimana-mana. Hal itu disebabkan karena kartel menjadi semakin terfragmentasi, perang kartel semakin meluas, semakin intensif dan semakin banyak korban terbunuh. 

Kartel juga banyak melakukan diversifikasi bisnis. Kartel dengan finansial kuat seperti Sinaloa misalnya, mereka banyak melakukan investasi dalam produk methamphetamine dan fentanyl yang jauh lebih kuat dari kokain dan heroin. 

Sedangkan kartel-kartel kecil, mereka mulai melibatkan diri dalam segala macam bentuk kejahatan lain, misalnya perampokan, penculikan, pemerasan, pencurian, dan semacamnya. Belakangan ini yang sedang trend adalah perampokan kereta-api dan pencurian minyak dari instalasi pipa minyak negara yang kemudian dijual di pasar gelap. 

"Tahun lalu terjadi ratusan kali perampokan kereta" kata Jose, teman kerja saya yang berasal dari Meksiko. "Bukan cuma kereta barang, kereta penumpang juga mereka rampok. Mereka masuk ke setiap gerbong dan merampas barang berharga milik penumpang, seperti di film wild-wild-west" katanya lagi. 

Menurut catatan Ferromex, PT KAI-nya Meksiko, di tahun 2018 telah terjadi lonjakan intensitas perampokan kereta hingga hampir lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2017 tercatat 'hanya' terjadi sekitar 600 kali perampokan, tahun 2018 melonjak menjadi 2976 kali perampokan (!!!).   

Korban terbunuh di tahun 2018 juga mencapai rekor terburuk sejak kekacauan akibat ulah kartel melanda Meksiko; mencapai lebih dari 33.000 orang, 14% lebih banyak dari tahun 2017. Tragisnya, lebih dari separuh jumlah korban adalah masyarakat yang tidak memiliki sangkut paut langsung dengan aktifitas kartel. 

Jose bercerita bahwa saat perayaan hari kemerdekaan Meksiko di kota Morelia tahun lalu, tanpa alasan jelas seseorang melempar granat ke tengah-tengah keramaian, belasan orang terbunuh. Beberapa bulan sebelumnya, sebuah bar diberondong oleh beberapa orang yang diduga anggota kartel karena kasir menolak memberi uang, puluhan pengunjung terbunuh. 

Kalangan wartawan pun tidak luput menjadi sasaran. Sejak tahun 2000 sudah lebih dari 200 orang wartawan terbunuh. Awal tahun lalu seorang reporter, Miroslava Breach, ditembak mati setelah melaporkan aktifitas kartel di surat kabar lokal. Selang beberapa hari reporter lain, Javier Valdez, juga ditembak mati di depan kantornya setelah membela Breach dengan cuitan di twitter "Jangan diam. Jangan takut. Biarkan mereka membunuh kita semua kalau memang itu konsekwensinya".   

Forensik Kepolisian sedang melakukan penyelidikan di lokasi penembakan reporter Javier Valdez. Photo inzet : Javier Valdez (Sumber :https://www.gotoground.com/)
Forensik Kepolisian sedang melakukan penyelidikan di lokasi penembakan reporter Javier Valdez. Photo inzet : Javier Valdez (Sumber :https://www.gotoground.com/)
Kejadian yang mengenaskan juga menimpa dua orang penggiat medsos di Nuevo Laredo. Mereka ditemukan mati tergantung di jembatan penyeberangan karena memuat meme aktifitas kartel di laman facebook mereka. 

Dari rangkaian peristiwa di atas, terlihat bahwa pemerintah telah kehilangan kendali terhadap sepak terjang kartel. Tatanan sosial telah mereka injak-injak. Masyarakat yang sudah lama kehilangan rasa aman makin tidak percaya lagi dengan efektifitas Operasi Michoacan yang sudah berlangsung selama dua masa pemerintahan presiden yang berbeda.   

Lepasnya kendali pemerintah terhadap kartel dan terutama hilangnya kepercayaan masyarakat di 'tahun politik' itu benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh kandidat presiden Lopez Obrador. 

Dengan mengusung slogan Abrazos no balazos, Becarios si sicarios no dan No puedes apagar el fuego con el fuego yang arti harafiahnya adalah 'Pelukan, bukan tembakan', 'Sarjana ya, pembunuh tidak' dan 'Api tidak dapat dipadamkan dengan api', Obrador berhasil melenggang dengan mudah ke kursi kepresidenan. Obrador yang nama lengkapnya Andres Manuel Lopez Obrador, populer dengan panggilan AMLO (akronim namanya), sebelumnya pernah dua kali gagal dalam pemilihan presiden. 

Presiden Baru Strategi Baru 

Obrador dilantik sebagai presiden pada 1 Desember 2018, menggantikan Pena Nieto. Sistem demokrasi Meksiko hanya memperbolehkan presiden memerintah satu kali dengan masa jabatan selama enam tahun. 

Kemenangan Obrador dalam pemilu 2018 ini merupakan kemenangan dengan margin terbesar dalam sejarah demokrasi modern Meksiko. Dari lima kandidat, Obrador menang meyakinkan 53.2% atas peringkat kedua, Ricardo Anaya, yang hanya mengantongi 22.3% suara. Sebelumnya, pada pemilu 2006, Obrador dikalahkan Felipe Calderon dengan selisih angka tipis (35.9% vs. 35.3%) dan tahun 2012 dikalahkan oleh Pena Nieto (38.2% vs. 31.6%). 

"Strategi dengan kekerasan telah terbukti gagal, itu akan segera kita ubah", katanya dalam pidato kemenangannya. "Kita tidak bisa melawan kekerasan dengan kekerasan. Kita harus memulai dengan membahas akar permasalahannya" katanya lagi. 

Janji kampanye yang selalu diulang dalam melawan kartel narkoba adalah 'strategi perdamaian'. Sebagai cara untuk menghentikan segala macam bentuk kekerasan, Obrador berjanji akan menarik militer kembali ke barak, memberikan amnesti bagi sebagian penjahat kartel, meningkatkan kualitas lapangan kerja dan program-program sosial lainnya untuk mencegah lebih banyak anak muda terlibat dalam kejahatan kartel. 

Dalam penegakan hukum, dia berjanji tidak akan ada lagi toleransi terhadap korupsi. "Sistem korup di semua lini akan kita bersihkan dari atas ke bawah seperti membersihkan anak tangga", katanya dalam salah satu kampanye. Selain itu, dia juga berjanji akan meningkatkan profesionalime polisi agar segera dapat menggantikan posisi militer yang selama ini melakukan pekerjaan polisi. 

Bagi masyarakat awam yang sudah lelah dengan segala macam bentuk kekerasan, janji-janji Obrador memang terdengar seperti suara gemercik air di tengah gurun. Itu sebabnya dia menang meyakinkan dalam pemilu. Sebaliknya bagi kalangan kelas menengah, semua janji Obrador justru menimbulkan skeptisisme karena cenderung menyederhanakan masalah. 

Banyak yang menilai bahwa janji memberikan amnesti kepada anggota kartel itu seperti memberi jaminan kekebalan hukum kepada para penjahat. "Mereka itu bisa menembak orang hanya karena beradu pandang di jalan. Mereka juga bisa menggorok leher musuhnya sambil menikmati makan siangnya. Lalu sekarang kita berharap orang-orang seperti itu bisa kembali hidup normal di masyarakat ?" komentar Jose yang berasal dari Tampico, kota di negara bagian Tamaulipas, di pantai timur Meksiko. 

"Meningkatkan profesionalime polisi itu juga omong kosong" kata Jose lagi dengan kesal. Meksiko saat ini memang kekurangan sekitar 120.000 personil kepolisian. Alasan utamanya adalah karena gaji yang rendah, rata-rata sekitar 460 USD (6.4 juta Rupiah) per bulan, lebih rendah dari UMR nasional. "Siapa yang mau berdiri di garis depan melawan kartel jika tidak mendapat gaji yang pantas ?" sambung Jose lagi.   

Seorang politisi senior Meksiko secara khusus juga pernah berkomentar mengenai strategi presiden Obrador dalam melawan kejahatan kartel ini. "Kita hidup bertetangga dengan konsumen narkoba terbesar di dunia, sekaligus penjual senjata terbesar yang tidak sungkan memasok senjata pada penjahat kartel. Kalau kita ingin mulai dari akar permasalahannya, undanglah tetangga kita itu duduk minum kopi dan ajak bicara" katanya, dalam suatu wawancara dengan media nasional. 

Realisasi janji kampanye Obrador tampaknya memang akan sulit terwujud tanpa memperhitungkan Amerika sebagai pangsa pasar narkoba terbesar mereka. Masalah ini justru tidak pernah disinggung dalam kampanyenya. Seperti diketahui, hampir semua narkoba illegal yang beredar di Amerika berasal dari Meksiko. Sepanjang permintaan pasar dari Amerika tetap tinggi, dengan nilai bisnis yang mencapai puluhan milyar USD, maka hanya Tuhan yang tahu bagaimana cara menghentikannya. 

Ditengah harapan besar masyarakat awam dan skeptisisme kalangan menengah, para pengamat umumnya masih menahan diri untuk tidak terlalu banyak berkomentar. Presiden Obrador baru dilantik sebulan yang lalu dan segalanya masih bisa berubah. Obrador sendiri optimis bahwa dalam tiga tahun pertama masa pemerintahannya, perubahan positip akan segera bisa dirasakan masyarakat. 

Namun, teman saya Jose punya pendapat berbeda. "Kecuali terjadi keajaiban, saya yakin strategi Obrador tidak akan berhasil" katanya. Ketika saya tanya strategi seperti apa yang menurut dia mempunyai tingkat 'kemungkinan keberhasilan' paling tinggi untuk melawan bisnis narkoba di Meksiko, Jose terdiam agak lama, lalu menjawab "I don't know man.....you tell me". 

Selesai -

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun