Mohon tunggu...
Hendri Ma'ruf
Hendri Ma'ruf Mohon Tunggu... lainnya -

Hobi "candid photo," suka traveling, dan senang membaca plus menulis. Pernah bekerja di perusahaan, sekarang berkarya mandiri. Meminati masalah kepemimpinan, manajemen, dan kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bos yang Menyamar Malah Belajar

15 Juni 2013   04:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:00 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menonton tayangan YouTube dengan topik/seri "Undercover Boss" sungguh menyenangkan penulis. Undercover Boss adalah judul seri sebuah tayangan televisi di AS tentang bos-bos yang menyamar dan bekerja di perusahaannya sendiri. Tentu saja yang ditonton adalah rekaman televisi yang sudah diunggah ke YouTube. Anda, para pembaca, dapat mengklik tautan yang akan dijelaskan berikut ini untuk menontonnya.

Begitu banyak tayangan yang sudah dimuat ke YouTube. Penulis akan pilihkan tiga saja. Ditambah satu yang khusus episode pembelajaran dan perubahan yang terjadi pada para bos beberapa waktu sesudah acara samaran mereka ditayangkan di televisi.

Setiap episode, diterangkan lebih dulu bos yang akan menyamar. Bos di sini bisa berarti Direktur Utama yang istilah AS-nya adalah Chief Executive Officer atau CEO. Tetapi, tidak semua bos yang berpartisipasi dalam acara ini adalah CEO. Direksi lain pun juga bisa turun ke bawah menyamar. Mereka bisa Direktur Operasi (Chief Operation Officer) atau direktur lainnya.

Samaran dilakukan dengan mengganti pakaian mereka yang biasanya mahal dengan pakaian yang murah, mengubah tampilan wajah dan rambut agar lebih pas menyamar. Karena bos-bos yang tampil ini adalah pemimpin perusahaan besar, maka sebagian atau sebagian besar karyawan belum pernah bertemu. Sehingga samaran yang dilakukan menambah peluang tidak dikenali oleh karyawan mereka sendiri. Ditambah, untuk sebagian perusahaan itu, tidak ada budaya kunjungan Direksi ke lapangan (yang biasa disebut genba, dalam bahasa Jepang) yang membuat banyak karyawan di lapisan terbawah tidak mengenal bos mereka.

Dalam setiap episode, bos bekerja sehari di setiap bagian (department) yang dipilih. Ada empat atau lima bagian yang didatangi bos dan dia harus menjadi calon pekerja baru. Karena harus direkam, maka kru televisi terus mengikuti di mana pun sang "calon" pekerja baru dan pembimbingnya bekerja dan ke manapun mereka berjalan. Agar samaran sempurna, kepada semua orang yang didatangi, dijelaskan bahwa ini adalah acara reality show sebuah televisi di mana calon pekerja baru itu sedang bersaing dengan seorang calon pekerja lainnya memperebutkan satu posisi lowong karyawan baru di perusahaan.

Dalam tayangan pertama berikut ini (silakan klik  Chicago Cubs), Anda akan temukan pengalaman seorang pemimpin dan pemilik perusahaan sarana olahraga Chicago Cubs, yaitu Todd Ricketts dalam usahanya menyamar dan bekerja di perusahaannya sendiri.

Todd yang menyamar dengan nama samaran dan berlaku sebagai calon karyawan mengalami "pemecatan" karena selalu salah. "Pemecatan" itu terjadi maksudnya menghentikan kerjanya sebelum jam kerja berakhir, berhubung karyawan lama yang membimbingnya harus selalu membereskan kesalahannya. Giliran kerja berikutnya adalah Todd harus berjualan hotdog ke para penonton. Harus jalan terus, diajari bersuara lantang, jangan malu-malu, kata pembimbingnya. Pembimbingnya mengatakan bahwa dia lambat dan malu-malu. Sang pembimbing itu bercerita bahwa dia mulai berjualan umur 16 dan sampai sekarang sudah 28 tahun bekerja. Sang bos yang sedang menyamar jelas ingin cepat-cepat selesai tugasya.

Demikian seterusnya pengalaman Todd menyamar terus berlangsung. Dia menemukan banyak hal yang dia tak sadari sebelumnya. Hal-hal itu membuka matanya selaku bos perusahaan.

Pengalaman-pengalaman serupa juga dialami bos hotel resort dalam tayangan Stephen J. Cloobeck, CEO dari Diamond Rsorts International (Stephen melakukan samaran kedua kalinya dalam tayangan ini) dan bos perusahaan kebersihan dalam tayangan Lawrence O'Donnell, President and COO of Waste Management.

Banyak manfaat dapat dipetik dari tontonan tersebut. Selain menarik karena berupa kemasan acara reality show yang bagus, juga karena ada hal-hal detil teknis yang mencerahkan. Pelajaran paling penting tentu saja tentang bagaiman bos-bos belajar dari situasi nyata di lapangan. Dalam bahasa kita, padanan kegiatan itu mungkin blusukan. Karena para bos harus turun tangan ke tempat-tempat yang "mojok" di dalam perusahaan mereka sendiri.

Tanpa acara undercover boss itu, mungkin seumur hidup mereka, tak kan pernah dialami perubahan perspekstif mereka terhadap perusahaan dan karyawan.

Setelah dua tahun sejak tayangan pertama acara itu, pihak televisi menghubungi para bos untuk mencari tahu apa yang terjadi kemudian atas diri para bos. Silakan simak pembelajaran-pembelajaran penting yang dipetik oleh para bos dalam tayangan berikut ini:

Pembelajaran Para Bos


Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun