Mohon tunggu...
Jendry Kremilo
Jendry Kremilo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hujan Bulan Mei

8 Mei 2022   03:00 Diperbarui: 8 Mei 2022   06:21 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku ingin mencintai-Mu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat 

 Di ucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu

 Sapardi Djoko Damono

Sederhana namun puisi ini memiliki kesan yang mendalam dan indah untuk dipahami maknanya. Dari kutipan puisi ini kita pasti akan mengingat tentang novel Sapardi Djoko Damono yang berjudul Hujan Bulan Juni.Kisah cinta antara Sarwono dan Pingkan yang terhalang berbagai macam hal, seperti perbedaan agama, suku, pertentangan dari keluarga, dan hubungan jarak jauh membuat percintaan mereka harus kandas tetapi tidak pudar.

Tapi berbeda dengan hujan bulan juni  karya Sapardi, Sapardi menarasikan syair puisinya karena Ia tau,bahwasannya cinta tak harus memiliki, mengiklaskan adalah cinta yang dewasa  dan tulus demi kebahagian si dia. Sayangnya aku sedikit lebih berani dari Sapardi, Ia terlalu lama hingga harus menunggu bulan juni  menurunkan rintik hujan. Aku memilih untuk mengungkapkan lebih awal.

Bulan Mei menjadi saksi bisu, bahwasannya dengan tekad dan keberanian, aku harus mengungkapkan apa yang seharusnya aku ungkapan.Cinta. Harus ku akui butuh sedikit keberanian untuk menyatakan sesuatu yang mengganjal dalam hati dan pikiran, aku terlalu Lelah untuk harus menggunakan kode-kode percintaan, harus ada komitmen dan kesahihan bahwa keseriusan untuk membangun hubungan itu perlu. Terlepas dari setuju atau tidak setujunya si dia

Menduakan  Ganjuran 

Senja perlahan merayap di temani rinai hujan yang malu-malu untuk jatuh, awalnya aku menduga bahwa alam mungkin belum memberikan restunya untuk keberanianku mengungkapkan perasaan ini. Aku pun harus berterima kasih kepada si dia karena mau untuk diajak khusyuk berdoa di Ganjuran, salah satu situs ibadah agama katolik, yang menyajikan keteduhan hati dan pikiran, arsitektur gua bernuansa keraton dengan sebuah patung Maria Bunda Segala Bangsa menambah keberanianku untuk menyatakan perasaan sepenuh-penuhnya.

Meskipun sedikit belepotan dan berputar setidaknya aku memberanikan diri dan bertekad serta berkomitmen untuk bisa Bersama, biarlah Bunda Maria dan sedikit suasan hujan bulan mei menjadi saksi bisu bahwa Aku Mencintai-Mu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun