Mohon tunggu...
Hendri Susilo
Hendri Susilo Mohon Tunggu... Freelancer - Guru SMK Multimedia dan RPL - Freelancer Design

Manusia biasa yang gemar menulis dan membaca, serta mengulik perihal literasi, ilustrasi, visualisasi, dan digitalisasi. Terlepas dari itu semua, saya akan terus berkarya walaupun dengan pemikiran yang tak terlalu kaya, tapi akan saya usahakan untuk selalu bermakna kaya. #hdsl

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jauh di Mata Ikrar

23 April 2020   22:43 Diperbarui: 23 April 2020   22:44 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kedudukan dalam bentuk struktur-struktur historis

Mengajak dua insan berbeda melakukan refleksi kritis

Tapi apa, paradigma lampau telah menggaris

Bahwasannya hak perempuan tertanda untuk terkikis

Pasar adalah ruang untuk laki-laki

Sedangkan rumah adalah ruang untuk perempuan

Hening menggema saat paras indah dicaci maki

Menyingkir dan diam mengkondisikan dengan perlahan

Gerilya darah nampak berceceran di depan mata

Sesak dalam gelap menyelimuti hati peri nusantara

Tak memandang anak, remaja, dan dewasa

Prioritas tak terlihat, hakpun mulai tersita

Kaum macam apa kau ini!

Merasa berdiri elok, menyombongkan tanpa sebab

Kau melebihi zaman jahiliyah, kini

Di era ketujuh apakah kebiadaban itu masih beradab?

- Hendri Susilo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun