Mohon tunggu...
Hendri Armanda Pridianto
Hendri Armanda Pridianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mantab

Coba-coba

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pancasila di Era Globalisasi

8 Mei 2021   20:15 Diperbarui: 9 Mei 2021   11:19 2870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi  merupakan sebuah tantangan dan juga peluang yang harus di hadapi oleh seluruh bangsa di dunia termasuk Indonesia. Perkembangan teknologi dan informasi sangat pesat sehingga menimbulkan berbagai dampak positif dan dampak negatif bagi kehidupan kita. Di sinilah peran Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa diperlukan karena Pancasila merupakan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut digunakan sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai anggota masyarakat. 

Tantangan nyata yang harus dihadapi oleh Bangsa Indonesia saat ini adalah era globaliasi. Dalam merespon globalisasi kita harus tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila. Contoh ancaman-ancaman yang sekarang ini banyak sekali kita dengar yaitu kabar mengenai isu SARA, fenomena intoleransi, kabar-kabar hoax, dan banyak sekali tindakan provokasi yang menghiasi berita di televisi kita. Hal ini adalah dampak negatif dari era globalisasi saat ini. 

Di era globalisasi, peran Pancasila ini sangatlah penting karena dapat digunakan sebagai pembatas atau penyaring budaya-budaya yang sesuai dengan Bangsa Indonesia. Banyak sekali budaya yang tidak sesuai jika di terapkan di Indonesia jadi kita harus tetap menyeleksi dan mengambil yang bermanfaat saja seperti perkembangan teknologi, informasi, dan pengetahuan.          

Salah satu tantangan globalisasi yang sekarang terjadi adalah banyak sekali pemahaman atau tindakan yang tidak mencerminan aktualisasi nilai-nilai ideologi Pancasila. Untuk yang pertama adalah tantangan aktualisasi nilai Sila Kesatu dalam pancasila pada diri anak bangsa yang merupakan hasil dari nilai spiritualitas Ketuhanan yang Maha Esa melawan berbagai paham seperti komunisme, teokrasi, dan liberalism. Tantangan tersebut dapat tercipta karena adanya perspektif dari warga negara yang melihat adanya alternative ideologi agama bagi negara kita misalnya ingin membentuk negara khilafah. Selain itu juga masih ditemukan masyarakat yang tingkah lakunya tidak mencerminkan perilaku orang yang beragama. Jadi agama ini hanya digunakan sebagai syarat administrasi yang ada di dalam KTP, tetapi tidak diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua, tantangan aktualisasi nilai Sila Kedua dalam Pancasila yaitu nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab melawan fundamentalisme dan sektarian. Sila kedua ini mengandung makna bahwa setiap manusia berhak mendapatkan nilai pengakuan yang sama sebagai makhul individu ataupun sebagai makhluk sosial. Tantangan aktualisasi dari sila kedua ini adalah mengenai pengakuan hak-hak seperti  hak memperoleh informasi,  hak mendapatkan penghormatan atas harga diri, dan juga hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Sekarang ini masih banyak perilaku yang menyimpang dari sila kedua seperti perilaku persekusi, perundungan, dan menghujat orang lain. Seharusnya masyarakat berpikir bahwa setiap orang itu memiliki harkat dan martabat yang sama. Selain itu, kita sebagai manusia seharusnya lebih meningkatkan rasa tenggang rasa terhadap sesama.

Ketiga, tantangan aktualisasi nilai Sila Ketiga dalam Pancasila yaitu Persatuan Indonesia melawan nilai hegemoni dan komunitas. Sila ketiga mengandung nilai kesatuan dan keterikatan sebagai seuatu negara yang sudah merdeka. Tantangan aktualisasi dari sila ketiga ini adalah adanya masyarakat yang memiliki sifat persatuan tetapi itu hanya dalam kelompoknya saja. Ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat Indonesia lebih mementingkan kepentingan kelompoknya daripada Bangsa Indonesia secara luas. 

Selain itu, ada juga orientasi yang lebih parah lagi yaitu menganggap negara sebagai agama dalam perspektif baru. Maksudnya adalah mereka hanya menerima aturan-aturan tertentu saja yang sesuai dengan agama mereka dan jika tidak sesuai mereka akan menolaknya. Pemikiran seperti ini lah yang menurut saya bisa mengurangi nilai persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Keempat, tantangan aktualisasi nilai Sila Keempat dalam Pancasila yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan melawan nilai liberalism dan sektarianisme. Sila keempat ini mengandung nilai-nilai demokrasi yang dapat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, serta dapat meningkatkan kesejahteraan bersama. Contoh tantangan pada sila keempat ini adalah politik identitas. Dalam pelaksanaannya para elite politik akan mengajak masyarakat untuk memilih tokoh berdasarkan etnisitas. Hal ini menurut saya sangat tidak mencerminkan nilai demokrasi yang adil. 

Selain itu, juga ada politik uang yang dimana masyarakat Indonesia akan memilih calon pemimpin berdasarkan uang yang telah diberikan. Ini tentu saja bertentangan dengan nilai sila keempat. Seharusnya sebagai warga negara yang baik kita harus memilih calon pemimpin berdasarkan kemampuannya, bukan berdasarkan uang yang telah diberikan.

Kelima, tantangan aktualisasi nilai Sila Kelima dalam Pancasila yaitu Keadian Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia melawan kapitalisme dan individualisme. Sila kelima ini mengandung nilai-nilai keadilan untuk mewujudkan kehidupan yang baik dalam bermasyarakat maupun bernegara. Contoh tantangan pada sila kelima ini yaitu adanya penguasaan pasar oleh para kaum pemilik modal besar, sedangkan kaum dengan modal kecil akan terpinggirkan. Selain pada bidang berekonomian, tantangan aktualisasi ini juga terjadi pada bidang hukum karena menurut saya hukum kita ini masih terlalu runcing ke bawah dan tumpul ke atas. Ini menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat kecil dan untuk kaum golongan atas hukum ini akan disepelekan.

Berbagai tantangan dari kelima sila dalam Pancasila di era globalisasi ini sudah sepatutnya lebih diperhatikan oleh pemerintah atau mungkin bisa kita mulai dari diri kita sendiri. Mari kita tanamkan nilai-nilai Pancasila pada diri kita masing-masing dengan pemahaman yang benar. Jangan sampai nilai-nilai luhur Pancasila yang telah dibentuk oleh para pendahulu kita ini tergerus oleh adanya globalisasi. Bahkan seharusnya Pancasila ini digunakan penyaring atau filter bagi diri kita untuk menghadapi berbagai dampak negatif yang ada di era globalisasi. Dengan kita menyaring dampak negatif dari globalisasi, diharapkan kehidupan berbangsa dan bernegara kita dapat berjalan dengan aman dan tentram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun