Mohon tunggu...
Hendrian Syaputra
Hendrian Syaputra Mohon Tunggu... Freelancer - pecandu arabik

Pemain baru hal menulis. Mohon kritik dan masukannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Catatan Kecil untuk Pencuri

27 Oktober 2018   06:30 Diperbarui: 27 Oktober 2018   11:36 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini soal temanku yang tidak punya otak. Suka bikin aku bingung terus termenung, meratapi entah apa. Walau begitu ia tak mau ambil pusing. Apakah itu hobimu, atau kamu hanya lagi bosan. Dasar, kurang ajar. 

Ingat tidak karena kamu aku jadi sakit, aku jadi dapat pengalaman pahit soal dia. Bagaimana tidak otakku sudah jungkir balik mengingatkanku untuk pergi. Tapi kamu malah yakinkan diri ini agar tinggal. Tapi untung saja kamu tidak pergi saat itu. 

Terkadang kamu juga ada gunanya. Dapat jadi teman ngobrol yang tidak tahu waktu. Walau kamu tidak punya mulut entah bagaimana kita berkomunikasi. Tapi itu kelebihanmu,sebagai teman curhat juga berbagi. 

###

Suatu ketika. aku berjumpa dengan seseorang. Sosok anggun, feminim, lebih dari lumayan, dengan sikap yang dewasa. Walau kami tidak pernah bertegur sapa, dapat ku tebak ia adalah orang yang baik. Itu terlihat dari sikap dan juga busananya yang selalu rapi. Awalnya ku sangka ia seorang pendiam. Sering kuperhatikan jarang sekali bibirmu untuk menguntai kata.

Aku jadi penasaran!

Saat kita dalam satu wadah, kamu selalu jadi sistem dari lingkungan. Itu semua karna dirimu yang misterius bagiku. Sadar ataupun tidak, tidak terlempar gerak gerik risih darimu karna lakuanku ini. Joss, aku akan lebih mudah mengungkap bagaimana dirimu. 

Perang berbeda tingkat kekuatan militerpun terjadi. Tiada serangan balasan, yang ada hanya semua tingkah ku seperti orang tak waras. Tak sepintaspun terpikir untuk menyapa atau berbingcang. Hanya obrolan hening. Dua antara empat mata.

Serasa ada yang janggal. Dia kemana, biasanya selalu ngintil. Temanku yang suka buat onar tak kelihatan batang hidungnya. Ah, mungkin lagi boring. Tak lelah ku teruskan menyelidiki bagai mana si sosok anggun itu.

Beberapa hari berlalu, sosok anggun tak terjumpa dalam pandanganku. Pertanda kegiatan penyelidikan telah usai. Namun di mana si tukang buat onar, ia tak kunjung nongol. Diri ini resah atas hilangnya dia. Walau dia tukang buat onar tetapi dia juga temanku.

Selang beberapa waktu terpintas dalam pikirku. Semenjak aku memperhatikan sosok anggun itu semenjak itu pula ia menghilang. Mungkin ia merajuk atau mungkin sosok anggun itu mencuri temanku ini. Untuk masalah merajuk kutahu sedikitpun ia tidak pandai.

Kucari dimana-mana tak jua berjumpa. Satu hal yang mungkin terjadi. Dia telah mencuri temanku. Semua menjadi lebih jelas ketika otak membantu mencari kemana temanku yang satu ini. Jawabnya sudah pasti, dia mencuri!.

###

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun