Mohon tunggu...
Hendri Muhammad
Hendri Muhammad Mohon Tunggu... Wiraswasta - Welcome Green !! Email: Hendri.jb74@gmail.com

... biarlah hanya antara aku dan kau, dan puisi sekedar anjing peliharaan kita

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Antara Monas dan Menara Eiffel dalam Balutan Revitalisasi

12 Februari 2020   19:40 Diperbarui: 24 Februari 2020   23:07 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: CNN.com/Gustafson Porter + Bowman

Di sisi lain, revitalisasi Monas juga berusaha melakukan hal yang sama. Proyek revitalisasi dilaksanakan untuk memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki yang menggunakan transportasi massal untuk tiba di sana.

Monas tidak lagi ramah bagi pengunjung yang menggunakan transportasi pribadi karena area parkir IRTI akan dihilangkan dan berganti menjadi RTH.

Konsep yang dinamakan humble of truth ini dilengkapi dengan peningkatan fasilitas berupa desain plaza di beberapa sisi Monas agar pengunjung bisa menikmati sensasi lain dari Monas. Plaza yang dimaksud di sini tentu saja tidak sama dengan "shopping mall" sebagamana yang dibayangkan oleh masyarakat awam.

Sementara di sisi selatan yang sekarang sedang dibangun akan dijadikan sebagai gerbang masuk utama yang memungkinkan akses dan pemandangan terbaik ke arah Monas, begitu menurut versi pemerintah kota.

**

Perbedaan mendasar antara revitalisasi Menara Eiffel dan Monas terletak pada cara pengelolaan dan bagaimana masyarakat mendapatkan akses terhadap proyek revitalisasi tersebut.

Begitu mudahnya kita mendapatkan informasi tentang revitalisasi yang sedang dijalankan di kawasan Menara Eiffel, tentang bagaimana prosesnya, detail apa saja yang akan dikerjakan, siapa yang merancang, siapa yang melaksanakan, berapa dananya, dan seperti apa wujud visualnya nanti setelah proyek selesai.

Berbeda dengan apa yang dilakukan Pemerintah Kota Jakarta terkait dengan revitalisasi Monas, di mana informasi tentang konsep yang diusung hanya diperoleh berdasarkan deskripsi lisan, dan kita tidak tahu bagaimana implementasi konsep ini setelah revitalisasi selesai nanti.

Heran saja, karena tidak sulit membuat visualisasi proyek. Bahkan pengembang kelas kecamatan pun sudah terbiasa membuat visual 3 dimensi sekaligus menampilkan video animasinya sebagai atribut pemasaran produk-produk perumahan milik mereka.

Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun